Uji Volume Terpindahkan: Cara Mudah Menentukan Ketepatan Alat Ukur Laboratorium (Panduan Lengkap + Rumus)

 

uji volume terpindahkan

Bayangkan kamu lagi di laboratorium, dihadapkan pada sederet alat ukur seperti pipet, buret, atau alat volumetrik lain yang harus diuji keakuratannya. Jujur saja, seringkali saya juga pernah deg-degan—takut kalau hasil kalibrasi saya meleset. Karena kalau sampai ada selisih volume, bisa-bisa hasil analisa laboratorium jadi nggak valid. Nah, di sinilah pentingnya uji volume terpindahkan. Sering kali saya bilang ke rekan-rekan teknisi, “Jangan cuma percaya sama angka di alat, buktikan dulu dengan uji volume terpindahkan!”
Dalam pengalaman saya sebagai ahli kalibrasi di PT Sinergi Pro Inovasi, saya sudah berkali-kali menemukan kasus di mana alat ukur yang kelihatan “baik-baik saja” ternyata meleset ketika diuji volume terpindahkannya. Dari sinilah saya sadar: kunci hasil akurat bukan cuma alat mahal, tapi juga uji volume yang tepat.

 

Uji Volume Terpindahkan

Kalau kita ngomongin uji volume terpindahkan, sebenarnya ini adalah salah satu tahapan vital dalam kalibrasi alat ukur volume. Prinsipnya sederhana: mengukur seberapa banyak cairan yang benar-benar “terpindahkan” dari satu alat ke media lain, bukan cuma sekadar membaca angka skala.
Bayangkan kamu pakai pipet otomatis 10 ml, tapi setelah diuji ternyata hanya memindahkan 9,8 ml. Nah, beda inilah yang sering bikin laboran “galau”, apalagi kalau harus laporan ke atasan atau auditor eksternal.
Rumus volume terpindahkan yang sering saya gunakan sebenarnya sangat sederhana:

Rumus Volume Terpindahkan:
Volume Terpindahkan = (Massa Air yang Dipindahkan) / (Massa Jenis Air pada Suhu Tertentu)

Yap, kuncinya di sini adalah kamu harus tahu massa jenis air pada suhu laboratorium kamu. Jangan sampai kelewat, karena beda 1°C saja bisa bikin hitungan kamu meleset. Percayalah, saya sudah pernah kena “semprot” gara-gara salah konversi suhu—jadi, pelajari baik-baik ya.

Kenapa Uji Volume Terpindahkan Penting?

Alat ukur laboratorium sering kali mengalami penyimpangan meskipun terlihat normal. Dengan uji volume terpindahkan, kamu bisa membuktikan keakuratan alat dan memastikan hasil pengujian di laboratorium tetap terpercaya. Selain itu, teknik ini juga menjadi syarat utama dalam standar ISO 17025 untuk memastikan kualitas laboratorium terjaga.
Dalam praktiknya, saya sering menemukan pipet yang ternyata “nggak jujur”. Ada yang katanya 5 ml, tapi hasil real-nya 4,95 ml. Walau selisihnya kecil, efeknya bisa signifikan untuk pengujian sensitif. Jadi, jangan sampai kamu skip tahapan ini ya!

Bagaimana Cara Melakukan Uji Volume Terpindahkan?

Ada beberapa langkah sederhana yang selalu saya lakukan:

  1. Timbang air yang akan dipindahkan dengan neraca analitik yang sudah terkalibrasi.
  2. Hitung volume dengan membagi massa air dengan massa jenis air pada suhu saat pengujian.
  3. Bandingkan hasilnya dengan volume nominal alat ukur.
  4. Catat selisihnya, karena ini yang menentukan apakah alat masih layak pakai atau perlu disesuaikan.

Percayalah, kadang pekerjaan ini terasa seperti “detektif laboratorium”—mencari tahu kebenaran dari alat yang kamu gunakan sehari-hari.

Baca Juga : Mengenal Transistor NPN dan PNP: Biar Kamu Nggak Salah Lagi!

Tahapan Uji Volume Terpindahkan di Laboratorium

Berikut ini tahapan umum yang sering saya jalankan saat melakukan uji volume terpindahkan:

Persiapan Alat dan Bahan

Sebelum mulai, pastikan semua alat sudah bersih dan kering. Gunakan air deionisasi untuk hasil terbaik. Jangan lupa, suhu ruang dan air harus dicatat, karena pengaruhnya besar ke hasil perhitungan. Saya biasa mengingatkan tim: “Jangan pernah anggap remeh pengaruh suhu!”

Proses Penimbangan dan Pengukuran

Langkah ini paling krusial. Timbang bejana kosong, lalu isi dengan air menggunakan alat yang akan diuji, kemudian timbang lagi. Catat hasilnya dengan teliti—sedikit kelalaian saja bisa bikin data kamu bias.
Setelah itu, hitung volume terpindahkan dengan rumus yang sudah saya sebutkan di atas. Ingat, gunakan massa jenis air yang sesuai dengan suhu saat itu. Biasanya saya pakai tabel referensi, supaya hasil lebih akurat.

 

Interpretasi Hasil dan Tips Praktis dari Pengalaman Lapangan

Cara Membaca dan Menginterpretasi Hasil

Setelah mendapatkan data, bandingkan volume yang dihasilkan dengan spesifikasi alat. Jika deviasi masih dalam batas toleransi, berarti alat masih layak digunakan. Tapi kalau sudah di luar batas, segera lakukan penyesuaian atau servis.
Dulu saya pernah mengalami kasus alat yang deviasinya sudah parah, tapi masih dipakai karena “malas” uji ulang. Efeknya? Hasil pengujian di laboratorium jadi kacau. Dari situ saya belajar, jangan pernah kompromi soal kualitas!

Tips Praktis Agar Hasil Uji Volume Terpindahkan Akurat

  1. Kalibrasi alat timbang secara berkala
  2. Pastikan suhu ruang stabil
  3. Gunakan air deionisasi
  4. Lakukan pengulangan minimal 3 kali untuk tiap alat
  5. Catat semua data dengan teliti

Percayalah, detail kecil seperti ini kadang menentukan kualitas hasil kalibrasi kamu.

 

Jangan ragu, konsultasikan kebutuhan laboratorium kamu pada ahlinya!

Uji volume terpindahkan bukan sekadar formalitas, tapi adalah jaminan bahwa alat laboratorium kamu benar-benar akurat dan layak digunakan. Dari pengalaman saya, uji ini sering menyelamatkan reputasi laboratorium—baik untuk audit internal maupun eksternal.
Jangan tunggu sampai ada masalah baru cek alat kamu. Lebih baik cek sekarang, sebelum ada data “nyeleneh” yang bikin kamu pusing tujuh keliling.

Butuh layanan kalibrasi, pelatihan, atau konsultasi yang akurat dan terpercaya?
Hubungi kami:

Call To Action LinkedIn Banner


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


PT SInergi Pro Inovasi

LABORATORIUM

KALIBRASI

Sampaikan kepada Kami apa yang Anda butuhkan, Kami siap melayani
0813-9438-9300

www.laboratoriumkalibrasispin.co.id

kalibrasi@spinsinergi.com