Uji Oksidase Bakteri: Cerita dari Balik Mikroskop

uji oksidase bakteri

Dulu, saya pernah deg-degan waktu pertama kali harus mengidentifikasi bakteri menggunakan uji oksidase. Bayangan saya: pasti rumit, penuh hitungan, dan harus serba steril. Tapi siapa sangka, ternyata uji ini justru jadi salah satu metode favorit saya. Cepat, praktis, dan hasilnya bisa bikin kita manggut-manggut sambil berkata, “Oke, kamu positif oksidase ya, nak.”

Kalau Kamu pernah penasaran bagaimana cara menentukan apakah suatu bakteri punya enzim oksidase atau nggak, uji ini adalah jawabannya. Uji oksidase adalah teknik sederhana yang sering dipakai di laboratorium mikrobiologi untuk membedakan jenis bakteri berdasarkan kemampuan mereka menghasilkan enzim sitokrom c oksidase.

Percayalah, Kamu nggak perlu jadi ilmuwan gila untuk bisa memahami uji ini. Yuk, saya ajak Kamu menyelami lebih dalam dunia uji oksidase, dengan cara yang menyenangkan dan tetap ilmiah. Siapa tahu nanti Kamu jadi jatuh cinta sama dunia mikrobiologi, seperti saya dulu.

 

Uji Oksidase Bakteri

Apa Itu Uji Oksidase?

Uji oksidase adalah metode identifikasi mikrobiologi yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan enzim sitokrom c oksidase dalam bakteri. Enzim ini berperan dalam rantai transpor elektron, yaitu proses penghasil energi dalam sel.

Uji ini biasanya digunakan untuk membedakan antara bakteri Gram negatif non-fermentatif (seperti Pseudomonas) yang hasilnya positif, dan anggota famili Enterobacteriaceae yang biasanya hasilnya negatif. Simpelnya, kalau Kamu tahu hasilnya positif, besar kemungkinan Kamu sedang berurusan dengan bakteri yang lumayan tangguh.

Saya masih ingat saat saya iseng menguji Pseudomonas aeruginosa. Warna kapas uji berubah ungu dalam hitungan detik! Rasanya kayak detektif yang berhasil menemukan jejak pelaku di tempat kejadian perkara. Serius, semenyenangkan itu.

Kenapa Uji Ini Penting di Dunia Laboratorium?

Sebagai orang yang cukup sering berada di laboratorium, saya bisa bilang kalau uji oksidase adalah salah satu langkah awal yang sangat membantu dalam proses identifikasi bakteri. Bukan cuma cepat dan efisien, tapi juga sangat informatif.

Bayangkan saja, dengan satu tetes reagen dan beberapa detik waktu, Kamu bisa langsung dapat gambaran awal tentang karakter bakteri yang sedang Kamu hadapi. Kalau Kamu bekerja di laboratorium klinis atau lingkungan industri pangan, kecepatan dan ketepatan uji seperti ini bisa sangat krusial.

Baca Juga : Power Supply Adalah: Komponen yang Terlihat Biasa Tapi Punya Peran Vital

Cara Kerja dan Prosedur Uji Oksidase

Alat dan Bahan yang Dibutuhkan

Untuk melakukan uji oksidase, Kamu hanya butuh beberapa peralatan dasar:

  • Reagen oksidase (biasanya tetrametil-p-fenilendiamin dihidroklorida)
  • Swab atau strip oksidase
  • Kultur bakteri yang masih segar
  • Permukaan steril (seperti kaca objek atau kertas saring steril)

Semuanya bisa ditemukan dengan mudah di laboratorium mikrobiologi. Bahkan saya pernah bawa strip oksidase di kantong jas lab saya—kayak senjata rahasia gitu.

Langkah-Langkah Uji Oksidase

  1. Ambil kultur bakteri yang masih segar (kurang dari 24 jam).
  2. Teteskan reagen oksidase pada strip atau kertas saring.
  3. Gunakan swab steril untuk mengambil koloni bakteri dan tempelkan ke reagen tadi.
  4. Amati perubahan warna selama 10–30 detik.

Jika hasilnya ungu tua, berarti uji oksidase positif. Kalau tidak ada perubahan warna, maka hasilnya negatif.

Tapi hati-hati ya—jangan tunggu terlalu lama karena reaksi bisa berubah jika dibiarkan lewat waktu. Saya pernah keliru baca hasil gara-gara ngobrol dulu pas proses uji. Hasilnya? Salah interpretasi. Pelajaran penting tuh: fokus!

 

Interpretasi dan Contoh Hasil Uji Oksidase

Contoh Bakteri Positif dan Negatif

Beberapa contoh bakteri dengan hasil uji oksidase positif:

  • Pseudomonas aeruginosa
  • Neisseria gonorrhoeae
  • Vibrio cholerae

Contoh bakteri yang uji oksidasenya negatif:

  • Escherichia coli
  • Klebsiella pneumoniae
  • Salmonella spp.

Menarik kan? Dari hasil ini saja, Kamu bisa mulai menyusun puzzle identitas si bakteri misterius yang Kamu uji.

Kesalahan Umum dalam Melakukan Uji

Jujur, saya pernah salah ambil reagen yang sudah kedaluwarsa. Akibatnya? Semua hasil negatif, bahkan Pseudomonas pun nggak bereaksi. Sejak saat itu, saya jadi lebih rajin cek tanggal kedaluwarsa reagen. Jadi, kalau Kamu ingin hasil yang akurat, pastikan reagennya masih segar, dan kondisi laboratoriumnya tetap steril.

 

Penutup: Uji Oksidase dan Dunia Kalibrasi

Kalau Kamu sudah sampai di bagian ini, saya yakin Kamu bukan cuma penasaran, tapi juga peduli terhadap akurasi dan ketelitian—dua hal yang sangat kami junjung di laboratorium kalibrasi. Uji oksidase memang bukan kalibrasi alat, tapi prinsip dasarnya sama: presisi, ketelitian, dan tanggung jawab ilmiah.

Butuh layanan kalibrasi, pelatihan, atau konsultasi yang akurat dan terpercaya?
Hubungi kami di PT Sinergi Pro Inovasi (SPIN):

Call To Action LinkedIn Banner

Kamu nggak sendirian. Kami di sini untuk bantu Kamu dengan layanan yang berkualitas dan penuh dedikasi.


One comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


PT SInergi Pro Inovasi

LABORATORIUM

KALIBRASI

Sampaikan kepada Kami apa yang Anda butuhkan, Kami siap melayani
0813-9438-9300

www.laboratoriumkalibrasispin.co.id

kalibrasi@spinsinergi.com