Reagen Sederhana, Hasil yang Menakjubkan
Pernahkah Kamu berpikir bahwa ilmu kimia bisa semudah mencampurkan dua larutan dan melihat perubahan warna? Itulah yang terjadi ketika Kamu menggunakan uji Fehling A dan B. Metode ini sederhana, tetapi dampaknya besar, terutama dalam dunia laboratorium dan industri makanan.
Saya masih ingat pertama kali melakukan uji ini di laboratorium. Saat mencampurkan kedua larutan, lalu menambahkan sampel dan memanaskannya, tiba-tiba larutan berubah menjadi warna merah bata! Itu adalah momen “eureka” bagi saya—reaksi kimia bisa seseru ini!
Kalau Kamu penasaran bagaimana Fehling A dan B bekerja, yuk kita kupas lebih dalam!
Apa Itu Fehling A dan B?
Fehling A dan B adalah pereaksi yang digunakan dalam uji Fehling, sebuah metode klasik untuk mengidentifikasi gula pereduksi seperti glukosa. Pereaksi ini pertama kali dikembangkan oleh Hermann Fehling, seorang ahli kimia Jerman pada abad ke-19. Meskipun metode ini sudah cukup tua, tetap digunakan di berbagai laboratorium karena mudah dan efektif.
- Fehling A mengandung larutan tembaga(II) sulfat (CuSOâ‚„) yang berwarna biru.
- Fehling B adalah larutan kalium natrium tartrat (Rochelle salt) dalam natrium hidroksida (NaOH).
Ketika kedua larutan ini dicampur dan dipanaskan dengan sampel yang mengandung gula pereduksi, ion tembaga(II) akan direduksi menjadi tembaga(I) oksida, menghasilkan endapan merah bata. Nah, kalau ada perubahan warna ini, berarti sampelmu mengandung gula pereduksi!
Baca Juga : Bagian-Bagian Multimeter Digital dan Fungsinya
Cara Melakukan Uji Glukosa dengan Fehling A dan B
Menggunakan uji Fehling tidaklah sulit. Berikut langkah-langkah sederhananya:
- Siapkan pereaksi – Campurkan larutan Fehling A dan Fehling B dalam jumlah yang sama.
- Tambahkan sampel – Masukkan beberapa tetes sampel larutan yang ingin diuji.
- Panaskan – Panaskan campuran dalam air mendidih selama beberapa menit.
- Amati perubahan warna – Jika larutan berubah menjadi merah bata, itu menandakan keberadaan gula pereduksi seperti glukosa.
Metode ini sering digunakan di industri makanan, farmasi, dan bahkan dalam penelitian medis. Mudah, kan?
Kenapa Fehling A dan B Masih Digunakan?
Meskipun ada banyak metode modern seperti uji enzimatik dan kromatografi, Fehling A dan B masih populer karena beberapa alasan:
- Mudah dilakukan – Tidak perlu alat canggih, cukup larutan Fehling dan pemanas.
- Hasil cepat – Dalam hitungan menit, Kamu sudah bisa melihat hasilnya.
- Ekonomis – Biaya rendah dibandingkan metode lain yang lebih kompleks.
Namun, metode ini memiliki keterbatasan. Fehling A dan B hanya dapat digunakan untuk mendeteksi gula pereduksi, bukan semua jenis gula. Jika Kamu ingin analisis yang lebih spesifik, metode lain mungkin lebih cocok.
Fehling A dan B dalam Dunia Industri
Dalam industri, uji Fehling sering digunakan untuk:
- Pengujian makanan – Mengecek kadar gula dalam produk makanan dan minuman.
- Farmasi – Menentukan kandungan gula dalam obat-obatan.
- Riset laboratorium – Menganalisis sampel biologis untuk mengetahui keberadaan gula pereduksi.
Menariknya, metode ini juga pernah digunakan dalam analisis urin penderita diabetes sebelum metode modern berkembang. Dengan uji Fehling, kadar glukosa dalam urin dapat dideteksi secara kasar berdasarkan intensitas warna merah bata yang terbentuk.
Kesimpulan
Fehling A dan B adalah salah satu metode uji kimia yang paling sederhana tetapi tetap efektif untuk mengidentifikasi gula pereduksi seperti glukosa. Dengan hanya mencampurkan dua larutan, menambahkan sampel, dan memanaskannya, Kamu bisa mendapatkan hasil yang jelas dalam hitungan menit.
Namun, jika Kamu membutuhkan analisis laboratorium yang lebih akurat, layanan kalibrasi, atau konsultasi profesional, jangan ragu untuk menghubungi kami:
- Kurniawan Hidayat: 0813-2117-0714 (Info Konsultasi)Â Â
- Destia Marsha: 0813-2145-5501 (Info Training)Â Â
Atau langsung hubungi kami di 0813-9438-9300Â untuk layanan kalibrasi yang terpercaya dan berkualitas dari PT Sinergi Pro Inovasi (SPIN).
Kami siap membantu memastikan hasil uji Kamu tetap akurasi tinggi dan terpercaya! 🚀
One comment
Pingback: Uji Viskositas: Mengapa Cairan Tidak Mengalir Sama?