Artikel - Part 3


kalibrasi thermohygrometer

Pernah nggak sih kamu datang ke laboratorium atau ruangan produksi, terus ngerasa hawanya kayak di Antartika padahal AC-nya cuma 23°C? Atau, alat ukur kelembaban kamu tiba-tiba ngaco, padahal baru dicek bulan lalu? Nah, di sinilah pentingnya kalibrasi thermohygrometer.

Sebagai orang yang tiap hari ngadepin alat ukur di PT Sinergi Pro Inovasi, saya sering banget nemuin alat thermohygrometer yang hasilnya beda-beda tipis tapi bisa bikin hasil pengujian ngaco. Thermohygrometer adalah alat yang ukur suhu dan kelembaban sekaligus — kayak partner kerja yang bisa diajak ngerjain dua tugas sekaligus, tapi ya tetep perlu dicek performanya. Karena kalau alatnya ngawur, bisa-bisa produk atau hasil analisa kamu ikut-ikutan ngawur juga.

Jadi di artikel ini, saya bakal ajak kamu ngobrol santai soal kenapa kalibrasi thermohygrometer itu penting, gimana prosesnya, dan tips supaya alat kamu tetep on-track kayak jalan tol tanpa macet. Yuk, lanjut!

 

Apa Itu Thermohygrometer dan Kenapa Harus Dikalibrasi?

Sebelum terlalu jauh, kita sepakati dulu yuk: thermohygrometer adalah alat ukur suhu dan kelembaban udara. Alat ini biasanya dipakai di laboratorium, ruang produksi farmasi, gudang bahan pangan, hingga ruang penyimpanan arsip penting. Pokoknya di tempat yang butuh kondisi suhu dan kelembaban stabil.

Masalahnya, alat ini bisa berubah akurasinya seiring waktu. Kenapa? Karena faktor lingkungan, usia alat, hingga faktor teknis lain. Nah, di sinilah kalibrasi thermohygrometer jadi wajib dilakukan secara berkala supaya hasilnya tetap akurat dan sesuai standar.

Kenapa Thermohygrometer Bisa Ngaco Tanpa Kalibrasi

Saya pernah nemu kasus alat thermohygrometer yang katanya baru dibeli sebulan lalu, tapi pas dicek hasilnya beda 3°C sama alat standar kami di lab. Ternyata, alat itu kebanyakan dipake di area berdebu dan sering dipindah-pindah. Akhirnya sensor kelembabannya jadi error. Nah, tanpa kalibrasi, bisa-bisa kondisi ruangan kamu nggak sesuai standar HACCP atau ISO.

Efek Buruk Kalau Kalibrasi Thermohygrometer Diabaikan

Kalau kamu pikir hasil ukur beda 1-2°C atau 5% RH itu sepele, kamu salah besar. Di dunia laboratorium, perbedaan sekecil itu bisa nentuin hasil uji stabilitas obat, kualitas bahan pangan, atau performa alat kesehatan. Bahkan bisa bikin kamu kena teguran pas audit. Jadi, mending kalibrasi rutin daripada repot belakangan, kan?

Baca Juga : Kenapa Uji Kekerasan Tablet Itu Penting? Saya Pernah Alami Sendiri di Lab!

Proses Kalibrasi Thermohygrometer di Laboratorium

Di PT Sinergi Pro Inovasi, kami punya prosedur standar buat kalibrasi thermohygrometer. Saya ceritain dikit deh, biar kamu kebayang prosesnya.

Tahapan Kalibrasi Thermohygrometer

Pertama, alat dicek kondisi fisiknya dulu. Bersih nggak, ada kerusakan nggak. Habis itu, alat di-stabilkan dulu di ruang uji sesuai standar suhu dan kelembaban tertentu. Nah, baru deh dicocokin hasilnya sama standar acuan yang udah terkalibrasi.

Biasanya kami lakukan di beberapa titik suhu, misal 20°C, 25°C, dan 30°C. Begitu juga dengan kelembaban di titik-titik 40%, 60%, dan 80% RH. Hasil pengukuran nanti dicatat, terus dihitung deviasinya. Kalau masih di bawah toleransi, aman. Kalau enggak, ya perlu diservis atau disesuaikan.

Alat Standar yang Dipakai Saat Kalibrasi

Kalibrasi thermohygrometer nggak bisa asal-asalan, ya. Harus pakai alat standar yang terkalibrasi di laboratorium terakreditasi. Biasanya kami pakai standard thermometer dan standard hygrometer dengan sertifikat kalibrasi dari KAN. Jadi hasilnya bisa dipertanggungjawabkan di depan auditor sekalipun.

 

Tips Supaya Thermohygrometer Awet dan Akurat

Biar alat thermohygrometer kamu nggak cepat error, ada beberapa tips nih yang bisa kamu terapin.

Cara Menyimpan Thermohygrometer yang Benar

Jangan asal taruh di lemari alat atau di ruangan yang kelembabannya nggak terkontrol. Simpan di tempat kering, hindari area berdebu, dan jauhkan dari sumber panas langsung. Kalau perlu, kasih silica gel di dalam kotaknya.

Jadwalkan Kalibrasi Berkala

Ini penting banget. Idealnya, kalibrasi thermohygrometer dilakukan setahun sekali, atau lebih sering kalau alatnya dipakai di kondisi ekstrem. Cek juga hasil deviasinya tiap bulan kalau perlu, biar kamu tahu kondisi alat masih bagus atau perlu tindakan.

 

Yuk, Pastikan Thermohygrometer Kamu Akurat dan Siap Audit!

Sekarang kamu udah tahu kan pentingnya kalibrasi thermohygrometer? Jangan tunggu alat kamu error pas lagi audit atau saat uji stabilitas produk penting. Mending cek dan kalibrasi rutin dari sekarang.

Kalau kamu butuh layanan kalibrasi, pelatihan alat ukur, atau konsultasi soal peralatan laboratorium, langsung aja hubungi kami di PT Sinergi Pro Inovasi.

Call To Action LinkedIn Banner

Kami siap bantu kamu dengan layanan kalibrasi terpercaya, cepat, dan hasil yang akurat sesuai standar. Jangan sampai alat kamu jadi sumber masalah di laporan nanti ya!



tujuan uji kekerasan tablet

Pernah nggak, kamu minum tablet yang baru digigit sedikit eh malah hancur kayak kerupuk? Atau sebaliknya, tablet yang kamu coba larutkan malah kerasnya kayak batu nisan? Nah, di dunia farmasi, hal kayak gini nggak boleh terjadi. Sebagai orang yang setiap hari berkutat di laboratorium kalibrasi PT Sinergi Pro Inovasi, saya paham betul betapa krusialnya uji kekerasan tablet.

Waktu pertama kali saya pegang alat hardness tester, saya sempat mikir, “Ah, paling cuma ngecek seberapa kuat tablet ditekan.” Tapi ternyata, hasil uji kekerasan ini bisa ngaruh ke kualitas, keamanan, dan efektivitas obat yang kamu konsumsi. Yuk, saya ceritakan alasannya — siapa tahu nanti kamu jadi ngerti kenapa tablet itu nggak boleh asal bikin.

 

Tujuan Uji Kekerasan Tablet yang Wajib Kamu Tahu

Kalau ngomong soal uji kekerasan tablet, sebenarnya nggak cuma soal kuat atau lemahnya tablet saat ditekan. Lebih dari itu, tujuan utamanya adalah memastikan tablet punya kekuatan fisik yang cukup untuk bertahan saat proses produksi, pengemasan, pengiriman, sampai akhirnya masuk ke tangan kamu sebagai konsumen.

Selain itu, uji kekerasan tablet juga berfungsi untuk menjaga kestabilan bentuk, ketahanan selama penyimpanan, dan mengontrol waktu hancurnya tablet saat masuk ke dalam tubuh. Kebayang dong kalau tablet terlalu keras bisa-bisa malah nggak hancur di lambung, efek obatnya jadi lambat keluar.

Nah, di bawah ini saya kasih rincian tujuan uji kekerasan tablet yang biasanya kami lakukan di lab:

Menjamin Kualitas Fisik Tablet

Tujuan pertama dari uji kekerasan tablet adalah untuk menjamin kekuatan fisik tablet itu sendiri. Saya pernah punya pengalaman di lab, ada batch tablet yang kelewat keras — saking kerasnya, alat hardness tester kami sampai error. Ternyata, setelah dicek, formula granulnya nggak seimbang.

Nah, makanya kekuatan tablet ini penting banget untuk dipastikan, karena kalau terlalu rapuh atau terlalu keras, bisa memengaruhi efektivitas obat. Dan lebih parahnya lagi, bisa bikin alat produksi rusak!

Menentukan Waktu Hancur Tablet

Tablet itu nggak bisa asal keras aja, tapi juga harus punya waktu hancur yang ideal. Uji kekerasan tablet membantu menentukan apakah kekuatan tablet memengaruhi waktu hancurnya di tubuh.

Pernah juga suatu waktu saya diminta investigasi kenapa obat dari salah satu klien kami efeknya lambat muncul. Ternyata setelah dicek, tablet terlalu keras sampai butuh waktu lebih dari 45 menit buat hancur di lambung, padahal standar farmakope maksimalnya 30 menit. Dari situ saya makin paham, kekerasan tablet harus dikontrol supaya waktu hancur tetap sesuai.

Baca Juga : TPC Adalah? Yuk, Kenali Uji Mikrobiologi yang Sering Disepelekan Tapi Krusial Ini!

Kenapa Uji Kekerasan Tablet Perlu Dilakukan Secara Rutin?

Mungkin kamu bertanya-tanya, kenapa sih uji kayak gini mesti sering-sering dicek? Ya, karena banyak faktor yang bisa memengaruhi kekuatan tablet, mulai dari bahan baku, proses pencetakan, sampai kondisi penyimpanan.

Mengontrol Konsistensi Produk

Lewat uji kekerasan tablet, kita bisa memastikan kekuatan tablet dari batch ke batch tetap konsisten. Saya sering banget nemu kasus di lapangan, batch pertama dan kedua kekuatannya oke, eh masuk batch ketiga drop drastis. Bisa jadi karena perubahan suhu ruang produksi atau tekanan mesin cetak yang berubah.

Makanya, uji ini penting banget buat menjaga kualitas produk farmasi tetap stabil.

Memenuhi Standar Farmakope

Selain itu, uji kekerasan tablet juga wajib dilakukan untuk memenuhi standar farmakope yang berlaku, baik nasional maupun internasional. Standar ini biasanya ngatur berapa kekuatan minimum dan maksimum tablet agar tetap aman dikonsumsi.

Di lab saya, kami biasa pakai parameter minimal 4 kgf sampai maksimal 10 kgf untuk tablet biasa. Kalau di bawah atau di atas itu, harus investigasi dulu sebelum lanjut ke produksi.

 

Dampak Jika Uji Kekerasan Tablet Diabaikan

Nah, bagian ini penting buat kamu tahu. Kalau uji kekerasan diabaikan, efeknya bisa ke mana-mana, bukan cuma ke pasien, tapi juga ke reputasi perusahaan farmasi.

Risiko Kerusakan Saat Distribusi

Tablet yang terlalu rapuh bisa pecah saat proses pengemasan atau pengiriman. Saya pernah dapat laporan dari klien, tablet yang dikirim ke luar kota sampai di tangan konsumen dalam kondisi hancur jadi bubuk. Nggak lucu kan kalau kayak gitu? Nah, itulah kenapa uji kekerasan tablet jadi keharusan.

Menurunnya Efektivitas Obat

Tablet yang terlalu keras bisa bikin waktu hancur di tubuh jadi molor. Akibatnya, zat aktif dalam obat baru bekerja setelah waktu yang seharusnya. Bayangin aja kamu minum obat sakit kepala, tapi efeknya baru terasa dua jam kemudian. Nggak efektif, kan? Di sini peran uji kekerasan tablet nggak bisa dianggap remeh.

 

Butuh Jasa Kalibrasi atau Konsultasi Seputar Uji Tablet? Hubungi Kami Sekarang!

Nah, sekarang kamu udah tahu kan kenapa uji kekerasan tablet itu sepenting itu? Nggak cuma soal angka di alat hardness tester, tapi juga menyangkut kualitas, keamanan, sampai reputasi produk farmasi.

Kalau kamu butuh layanan kalibrasi alat hardness tester, pelatihan metode uji farmasi, atau konsultasi tentang pengujian tablet lainnya, langsung aja hubungi kami:

Call To Action LinkedIn Banner

Yuk, pastikan alat dan prosedur uji kamu terkalibrasi dan sesuai standar — demi kualitas dan keamanan produk yang kamu hasilkan!



tpc adalah

Pernah nggak sih kamu makan sesuatu yang kelihatannya enak, aromanya menggoda, tapi setelah itu perut kamu ngasih kode SOS? Nah, salah satu alasan kenapa itu bisa terjadi adalah karena produk makanan atau minuman yang kamu konsumsi mengandung bakteri melebihi batas aman. Di sinilah uji TPC jadi pahlawan tanpa tanda jasa.

Sebagai orang yang sehari-hari ngoprek alat dan prosedur kalibrasi di laboratorium, saya cukup sering dapat cerita dari klien soal pentingnya angka lempeng total ini. Dulu, waktu awal-awal belajar tentang apa itu TPC, saya kira cuma soal hitung-hitungan bakteri aja. Eh, ternyata ada ilmunya, ada tekniknya, dan ada dramanya juga kalau hasilnya nggak sesuai standar.

Makanya, di artikel ini saya mau ajak kamu buat kenalan lebih dekat sama uji angka lempeng total ini. Nggak usah takut — kita bakal bahas dengan bahasa santai, tapi tetap ilmiah. So, siap? Yuk kita mulai!

 

TPC Adalah

Kalau kamu pernah dengar istilah TPC, itu singkatan dari Total Plate Count atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan angka lempeng total. Ini adalah metode dalam mikrobiologi yang dipakai buat ngitung jumlah total koloni bakteri hidup dalam sampel makanan, minuman, air, hingga kosmetik.

Uji angka lempeng total adalah cara cepat buat tahu seberapa higienis suatu produk, karena semakin tinggi angkanya, semakin besar kemungkinan produk itu mengandung bakteri yang bisa bikin masalah kesehatan.

Di laboratorium kami, uji ini jadi prosedur wajib, apalagi buat perusahaan makanan, farmasi, dan minuman. Uji TPC adalah salah satu cara paling sederhana tapi efektif untuk kontrol kualitas produk sebelum dipasarkan.

Nah, supaya kamu nggak bingung, kita breakdown yuk jenis-jenis dan prosesnya di bawah ini.

Apa Itu TPC?

Apa itu TPC? Secara sederhana, TPC atau Total Plate Count adalah metode perhitungan jumlah koloni bakteri hidup dalam sampel tertentu menggunakan media padat (plate). Nanti, hasilnya dihitung setelah proses inkubasi selama periode tertentu di suhu tertentu. Biasanya di 35-37°C selama 24-48 jam, tergantung jenis bakteri yang dicari.

Jadi, hasil uji TPC ini berupa angka yang menunjukkan jumlah koloni bakteri per gram atau per mililiter sampel. Dan dari sini kita bisa nilai, aman nggaknya produk itu untuk dikonsumsi atau dipakai.

Uji Angka Lempeng Total Adalah

Uji angka lempeng total adalah prosedur untuk menentukan jumlah koloni bakteri aerobik yang tumbuh dalam media padat. Metode ini penting banget karena bisa kasih gambaran tentang kondisi higienitas bahan pangan atau minuman. Di beberapa standar mutu pangan, kayak SNI atau BPOM, ada batas maksimum angka lempeng total yang harus dipenuhi.

Misalnya nih, kalau kamu produksi susu pasteurisasi, TPC-nya nggak boleh lebih dari 100.000 CFU/ml. Nah kalau hasil uji ALT alias uji angka lempeng total adalah lebih dari itu, produk kamu bisa ditolak edar. Sayang banget kan?

Baca Juga : Jangan Asal Colok! Begini Cara Tes Megger Instalasi Listrik yang Aman dan Akurat

Prosedur Uji TPC

Di laboratorium, uji TPC itu prosesnya lumayan gampang kok kalau udah biasa. Tapi tetap harus teliti dan steril.

Tahapan Uji TPC Adalah

  1. Persiapan Sampel: Sampel diencerkan bertahap.
  2. Penanaman ke Media: Ditaburkan di media padat (plate count agar).
  3. Inkubasi: Plate disimpan di inkubator 35-37°C selama 24-48 jam.
  4. Perhitungan Koloni: Koloni bakteri yang tumbuh dihitung, lalu dikonversi ke CFU/ml atau CFU/gr.

Pentingnya Uji ALT dalam Industri

Uji ALT adalah bagian penting dari quality control. Di dunia industri pangan, farmasi, bahkan kosmetik, data hasil uji ALT bisa menentukan diterima atau ditolaknya produk. Bayangkan kalau produk kamu rilis ke pasar tanpa uji ini, terus ada bakteri yang bikin konsumen keracunan. Waduh, bisa jadi headline berita deh!

 

Standar dan Interpretasi Hasil TPC

Setelah proses uji selesai, hasilnya bakal dibandingin sama standar yang berlaku.

Batas Maksimum Angka Lempeng Total

Setiap produk punya standar angka maksimal TPC yang diizinkan. Misal:

  • Air minum dalam kemasan: max 100 CFU/ml
  • Susu pasteurisasi: max 100.000 CFU/ml
  • Kosmetik cair: max 1000 CFU/ml

Kalau hasilnya melebihi batas itu, harus ada tindakan korektif, bisa berupa perbaikan proses produksi atau bahkan penarikan produk.

Cara Menangani Hasil TPC Tinggi

Kalau hasil uji TPC menunjukkan angka tinggi, biasanya yang dicek:

  • Kebersihan alat produksi
  • Higienitas personel
  • Prosedur produksi
  • Kualitas bahan baku

Di lab kami, saya biasa bantu klien evaluasi titik mana yang bermasalah. Kadang ternyata cuma soal wastafel yang bocor atau alat yang lupa dikalibrasi. Kecil, tapi dampaknya besar.

 

Butuh Bantuan? Hubungi Kami Sekarang!

Nah, sekarang kamu sudah tahu kan betapa pentingnya uji TPC ini? Jangan anggap remeh soal angka lempeng total, karena itu bisa jadi penentu aman nggaknya produk yang kamu jual atau konsumsi.

Kalau kamu butuh layanan kalibrasi, pelatihan, atau konsultasi soal uji mikrobiologi atau prosedur laboratorium lainnya, jangan sungkan buat kontak saya dan tim:

Call To Action LinkedIn Banner

Karena di laboratorium, yang kecil-kecil kayak bakteri itu justru yang bisa bikin repot. Jadi pastikan prosedur dan alat kamu dalam kondisi prima!



cara tes megger instalasi listrik

Pernah nggak sih, kamu lihat teknisi pegang alat kecil kayak pistol laser mainan, ditempel ke kabel-kabel di panel listrik? Nah, itu bukan alat mainan, tapi megger — alat sakti buat ngecek instalasi listrik masih sehat atau udah mulai ‘sakit’.

Saya ingat waktu pertama kali pegang megger, saya kira itu alat buat ngecek alien di film sci-fi. Tapi ternyata, alat ini penting banget buat ngukur tahanan isolasi instalasi listrik, biar instalasi di rumah, kantor, atau pabrik kamu nggak jadi sumber masalah.

Di artikel ini, saya bakal kasih tahu ke kamu cara megger instalasi listrik yang bener, aman, dan sesuai standar di laboratorium kalibrasi kami di PT Sinergi Pro Inovasi (SPIN). Biar kamu nggak salah langkah dan bisa mencegah gangguan listrik sebelum kejadian. Yuk, lanjut!

 

Cara Tes Megger Instalasi Listrik yang Tepat dan Aman

Sebelum saya ajarin teknisnya, saya mau cerita sedikit. Dulu waktu saya masih magang di lab, saya pernah lihat teknisi nekat megger tanpa matiin breaker. Hasilnya? Panel nyetrum, megger ngambek, dan teknisinya lari sambil teriak. Nah, jangan sampai itu kejadian sama kamu, ya!

Megger instalasi listrik itu wajib dipakai buat pastiin kabel instalasi di gedung, pabrik, atau rumah kamu masih aman dan nggak ada kebocoran arus yang bisa bahaya. Nah, berikut langkah-langkah umumnya:

Persiapan Alat dan Area Sebelum Megger Instalasi Listrik

Sebelum mulai, pastiin dulu:

  • Semua peralatan listrik dalam kondisi OFF
  • Panel distribusi sudah aman buat dites
  • Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) kayak sarung tangan karet, sepatu safety, dan kacamata
  • Siapin megger, kabel test lead, dan buku catatan hasil

Jangan lupa, periksa dulu megger-nya. Kadang alat ini ngambek kalau baterainya lemah atau ada error. Kalau di lab kami, sebelum pakai megger wajib dikalibrasi rutin biar hasilnya valid.

Cara Megger Instalasi Listrik di Lapangan

Oke, setelah siap, begini langkah-langkahnya:

  1. Matikan sumber listrik utama
  2. Hubungkan kabel test lead ke megger, lalu ke dua titik pengujian (misal antara kabel fase dengan ground)
  3. Set megger ke tegangan uji sesuai standar (biasanya 500V atau 1000V)
  4. Tekan tombol test dan baca nilai tahanannya
  5. Catat hasilnya, biasanya minimal harus di atas 1 Mega Ohm. Kalau di bawah itu, tandanya isolasi mulai jelek

Di lab kami, biasanya nilai aman di atas 2 Mega Ohm. Tapi tergantung standar perusahaan atau regulasi yang berlaku juga ya, kamu mesti cek dulu.

Baca Juga : Uji Stabilitas Adalah: Rahasia di Balik Ketahanan Obat yang Jarang Diceritakan!

Hal-Hal yang Harus Diperhatikan Saat Tes Megger Instalasi Listrik

Nah, selain tahu cara megger instalasi listrik, kamu juga harus paham hal-hal yang wajib diperhatikan saat pengujian. Jangan sampai asal colok, karena salah prosedur bisa bikin alat rusak atau kamu malah kenapa-kenapa.

Standar Tegangan Uji Megger Instalasi Listrik

Setiap jenis instalasi punya standar tegangan uji masing-masing:

  • Instalasi rumah tangga: 500V
  • Instalasi industri ringan: 500V – 1000V
  • Instalasi pabrik dan heavy duty: 1000V atau lebih

Selalu sesuaikan dengan standar instalasi yang kamu tes, karena kalau terlalu rendah nggak akurat, kalau terlalu tinggi bisa merusak komponen.

Batas Minimum Nilai Tahanan Isolasi

Nilai hasil tes megger biasanya dalam Mega Ohm (MΩ). Standar minimalnya:

  • Instalasi baru: ≥ 1 MΩ
  • Instalasi lama: disesuaikan, tapi kalau udah di bawah 0.5 MΩ mending segera periksa lebih lanjut

Di lab kami, kita pakai standar tambahan buat safety margin. Karena lebih baik mencegah daripada perbaiki instalasi keburu meledak… eh, maksudnya rusak.

 

Tips Megger Instalasi Listrik Biar Aman dan Hasil Akurat

Supaya hasilnya valid dan nggak bikin masalah, ikuti beberapa tips ini:

Kalibrasi Megger Secara Rutin

Megger itu alat ukur, dan semua alat ukur harus dikalibrasi rutin. Kenapa? Karena kalau alat ukur kamu ngaco, hasil pengujiannya juga ngaco. Bisa-bisa instalasi yang udah jelek dibilang aman. Bahaya kan?

Makanya di PT Sinergi Pro Inovasi, kami rutin kalibrasi alat megger setiap 6 bulan sekali. Jadi kalau kamu butuh jasa kalibrasi megger, tinggal hubungi saya aja.

Gunakan APD dan Ikuti Prosedur Keselamatan

Jangan pernah megger instalasi tanpa APD, kecuali kamu mau viral di TikTok karena kesetrum. Gunakan sarung tangan, sepatu safety, dan kalau bisa helm. Ikuti prosedur sesuai standar nasional atau perusahaan.

 

Butuh Layanan Kalibrasi, Pelatihan, atau Konsultasi

Nah, sekarang kamu udah paham kan cara megger instalasi listrik yang aman dan akurat? Jangan sepelein pengujian kayak gini, karena instalasi listrik itu urusan nyawa. Salah dikit, bisa fatal.

Kalau kamu butuh layanan kalibrasi, pelatihan, atau konsultasi soal megger instalasi listrik atau alat ukur lainnya, langsung aja hubungi kami:

Call To Action LinkedIn Banner

Jangan tunggu instalasi bermasalah, lebih baik dicek sekarang!



 

uji stabilitas adalah

Saya masih ingat, dulu waktu pertama kali kerja di laboratorium, saya sempat mikir begini: “Emangnya obat perlu dites stabil apa enggak? Toh, tinggal diminum aja kan?” Eh, ternyata, dunia laboratorium jauh lebih rumit daripada sekadar lihat pil kecil warna-warni.

Nah, makanya kali ini saya mau ajak kamu ngobrol santai soal uji stabilitas obat. Jangan anggap ini topik berat dulu, karena di balik prosesnya yang serius, ada cerita-cerita seru dan penting yang sayang kalau kamu lewatkan.

Buat kamu yang bergerak di industri farmasi, laboratorium, atau sekadar penasaran, artikel ini bisa jadi pencerahan. Siapa tahu habis baca ini kamu jadi makin paham tujuan uji stabilitas dan kenapa hasilnya bisa menentukan nasib sebuah obat — bisa lolos edar atau malah dicoret dari pasaran.

 

Uji Stabilitas Adalah…

Jadi, uji stabilitas adalah serangkaian pengujian yang dilakukan untuk memastikan bahwa kualitas, keamanan, dan efektivitas obat tetap terjaga selama masa simpannya. Bahasa gampangnya gini, obat itu kayak manusia, ada usia simpan dan batas ketahanannya. Nah, di sinilah tugas kami di laboratorium untuk cari tahu apakah obat tersebut masih aman dan manjur sampai tanggal kadaluarsa tiba.

Uji stabilitas obat ini dilakukan dengan cara menyimpan sampel obat dalam kondisi lingkungan tertentu — mulai dari suhu, kelembaban, hingga cahaya — lalu dicek performanya secara berkala. Proses ini nggak bisa asal-asalan, karena hasilnya bakal menentukan layak tidaknya obat beredar di pasaran.

Kamu mungkin bertanya, “Emang sepenting itu ya?” Nah, nanti di bagian bawah saya kasih tahu kenapa tujuan uji stabilitas ini jadi krusial banget. Stay tuned ya!

Definisi Singkat Uji Stabilitas

Secara teknis, uji stabilitas adalah metode untuk mengevaluasi seberapa stabil suatu produk farmasi ketika disimpan dalam kondisi tertentu dalam waktu tertentu. Biasanya diuji dari aspek fisik, kimia, mikrobiologi, bahkan terapeutiknya.

Misalnya, tablet parasetamol yang kamu simpan di suhu 30°C dengan kelembaban 75% selama 6 bulan — masihkah kandungan aktifnya stabil? Atau malah berubah warna dan kehilangan efektivitas? Nah, di situ peran uji stabilitas obat bekerja.

Kenapa Uji Stabilitas Itu Penting Banget?

Sederhananya, kalau kamu nggak melakukan uji stabilitas obat, itu sama aja kayak beli makanan tanpa tahu tanggal kedaluwarsanya. Bahaya kan?

Tujuan uji stabilitas itu buat memastikan obat tetap aman, efektif, dan kualitasnya nggak berubah selama masa simpan. Selain buat kepentingan keamanan pasien, hasil uji ini juga jadi syarat penting untuk pendaftaran obat ke BPOM atau lembaga regulator lainnya.

Jadi kalau kamu kerja di bidang farmasi atau laboratorium, percaya deh — jangan pernah skip yang namanya uji stabilitas ini.

Baca Juga : Vacuum Gauge Adalah? Ini Fungsi, Jenis, dan Kenapa Alat Ini Wajib Kamu Kenal

Metode dan Prosedur Uji Stabilitas

Karena nggak bisa asal, proses uji stabilitas obat ini ada standarnya. Biasanya, parameter yang diuji meliputi aspek fisik (warna, bentuk, bau), kimia (kadar zat aktif), dan mikrobiologi (jumlah cemaran mikroba).

Kondisi Penyimpanan Selama Uji

Obat akan disimpan di beberapa kondisi yang disimulasikan seperti suhu ruang, suhu dingin, atau suhu ekstrem dengan kelembaban tertentu. Contohnya:

  • 25°C ± 2°C / 60% RH ± 5% RH
  • 30°C ± 2°C / 65% RH ± 5% RH
  • 40°C ± 2°C / 75% RH ± 5% RH

Dari situ kita bisa lihat, obat stabil atau enggak, apakah warnanya berubah, tablet pecah, atau zat aktifnya turun drastis.

Waktu Pengujian

Ada yang disebut real-time stability test (uji sesuai masa simpan aktual) dan accelerated stability test (uji dipercepat). Kalau saya pribadi paling suka yang accelerated, karena hasilnya lebih cepat keluar. Tapi jangan salah, uji dipercepat ini tetap harus di-backup sama uji real-time.

 

Tujuan Uji Stabilitas Obat

Seperti janji saya tadi, sekarang saya kasih tahu nih beberapa tujuan uji stabilitas obat yang bikin proses ini nggak bisa dianggap remeh.

Menentukan Shelf Life Obat

Jadi, tujuan uji stabilitas yang utama itu buat menentukan shelf life alias masa simpan obat. Misal, dari hasil uji, obat X ternyata hanya stabil selama 18 bulan, ya udah — jangan dipaksakan kasih label 24 bulan. Bahaya kalau kualitasnya turun sebelum waktunya.

Memenuhi Persyaratan Regulasi

Selain buat keamanan pasien, uji stabilitas obat ini juga syarat wajib kalau mau ngurus izin edar ke BPOM atau badan regulator internasional. Tanpa data ini, ya maaf-maaf aja, produk kamu bisa ditolak masuk pasar.

 

Yuk, Konsultasi Bareng Kami!

Nah, setelah kamu tahu betapa pentingnya uji stabilitas obat, saya harap kamu jadi lebih aware sama kualitas produk farmasi yang beredar. Jangan sampai deh, gara-gara skip uji stabilitas, obat yang kamu konsumsi malah jadi bumerang buat kesehatan.

Kalau kamu butuh layanan kalibrasi alat laboratorium, pelatihan, atau konsultasi soal uji stabilitas obat, langsung aja hubungi kami. Jangan ragu, karena di PT Sinergi Pro Inovasi (SPIN) kami punya tim profesional yang siap bantu kamu.

Call To Action LinkedIn Banner

Yuk, pastikan obat yang kamu produksi atau konsumsi aman dan berkualitas bareng kami!



vacuum gauge adalah

Kamu pernah dengar istilah vacuum gauge? Kalau belum, tenang aja — kamu nggak sendirian. Dulu waktu pertama kali saya masuk ke dunia kalibrasi, saya juga sempat mikir, “Ini alat buat sedot debu atau gimana sih?” Tapi ternyata, vacuum gauge ini jauh lebih keren dari sekadar alat ukur biasa.

Di artikel kali ini, saya mau ajak kamu kenalan lebih dekat sama vacuum gauge. Bukan cuma sekadar tahu namanya, tapi juga paham fungsi vacuum gauge, jenis-jenisnya, dan kenapa alat ini penting banget, apalagi kalau kamu berkecimpung di industri farmasi, otomotif, atau laboratorium. Yuk, kita mulai sebelum alatnya keburu ngambek karena nggak diperhatiin!

 

Vacuum Gauge Adalah Alat Ukur Tekanan Vakum yang Nggak Boleh Diremehkan

Vacuum gauge adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur tekanan di bawah tekanan atmosfer alias tekanan vakum. Jadi, kalau kamu butuh tahu seberapa besar kekosongan dalam sebuah ruang atau sistem tertutup, vacuum gauge inilah jagoannya.

Vacuum gauge atau vacum gauge, seperti beberapa orang suka menyebutnya, sering banget dipakai di berbagai industri, mulai dari farmasi, makanan, sampai otomotif. Fungsinya bukan main-main, mulai dari menjaga kualitas produksi sampai memastikan alat-alat laboratorium kamu bekerja sesuai standar.

Nah, selain vacuum gauge, ada juga yang namanya vacuum pressure gauge. Fungsinya sama, cuma biasanya disebut begitu buat menegaskan bahwa dia ngukur tekanan negatif alias vakum. Dan kalau kamu pernah dengar fungsi vacuum tester, itu juga alat sejenis yang dipakai buat ngetes kondisi vakum di mesin atau alat lainnya.

Di bawah ini saya jelaskan lebih lanjut, biar kamu nggak cuma paham kulitnya aja.

Apa Itu Vacuum Gauge?

Vacuum gauge adalah alat ukur yang digunakan untuk mengetahui tekanan udara di bawah tekanan atmosfer. Dalam dunia laboratorium dan industri, vacuum gauge ini jadi andalan buat memastikan tekanan di ruang vakum sesuai dengan standar yang dibutuhkan.

Alat ini punya beberapa jenis, tergantung tingkat kekosongan yang diukur dan prinsip kerjanya. Mulai dari mechanical vacuum gauge sampai digital vacuum gauge yang lebih modern.

Fungsi Vacuum Gauge dalam Industri dan Laboratorium

Ngomongin soal fungsi vacuum gauge, alat ini punya peran penting buat ngontrol proses produksi yang butuh tekanan vakum tertentu. Misalnya di industri farmasi, vakum dipakai buat pengeringan atau sterilisasi. Di situ, vacuum gauge harus bisa kasih angka yang akurat. Salah sedikit aja, bisa fatal akibatnya.

Selain itu, vacuum gauge juga dipakai buat ngecek sistem pendingin, mesin vakum di bengkel otomotif, sampai di laboratorium buat uji coba alat dan bahan. Pokoknya, di mana ada tekanan vakum, di situ vacuum gauge jadi pahlawannya.

Baca Juga : Uji Amilum Adalah Cara Sederhana Mengungkap Kandungan Pati di Makanan, Jangan Sampai Tertipu!

Jenis-Jenis Vacuum Gauge yang Perlu Kamu Tahu

Karena nggak semua sistem vakum itu sama, jenis vacuum gauge juga banyak. Masing-masing punya keunggulan dan kekurangannya. Biar nggak salah pilih, saya kasih bocoran nih.

Mechanical Vacuum Gauge

Vacuum pressure gauge tipe mekanik ini paling sering kamu temuin di lapangan. Bentuknya klasik, jarum penunjuk di angka skala. Harganya relatif murah, mudah dipakai, dan perawatannya gampang. Cocok buat industri otomotif atau bengkel.

Digital Vacuum Gauge

Nah, kalau yang ini udah kekinian. Vacuum gauge tipe digital biasanya punya akurasi lebih tinggi dan bisa menyimpan data. Cocok banget dipakai di laboratorium farmasi, kimia, atau industri yang butuh validasi data ketat.

 

Tips Merawat Vacuum Gauge Biar Awet dan Tetap Akurat

Sebagus apapun vacuum gauge kamu, kalau nggak dirawat ya bakal ngadat juga. Nah, berikut ini tips dari saya buat kamu.

Rutin Kalibrasi Vacuum Gauge

Ini nih yang kadang suka disepelekan. Padahal fungsi vacuum gauge itu vital, jadi harus rutin dikalibrasi. Minimal setahun sekali atau sesuai standar industri kamu. Di PT Sinergi Pro Inovasi, saya sering dapet alat vacuum gauge yang udah ngaco bacanya gara-gara kelamaan nggak dikalibrasi.

Simpan di Tempat Kering dan Bersih

Vacuum gauge, apalagi yang tipe mekanik, sensitif sama kelembapan dan debu. Jadi, simpan di tempat kering dan jauhkan dari area yang gampang kena getaran berlebih. Biar alatnya nggak gampang aus atau rusak.

 

Yuk, Pastikan Vacuum Gauge Kamu Akurat dan Terawat!

Nah, sekarang kamu udah tau kan apa itu vacuum gauge, fungsi vacuum gauge, dan kenapa alat ini penting banget di berbagai industri. Jangan tunggu alat kamu ngaco dulu baru panik cari kalibrator ya.

Kalau butuh layanan kalibrasi, pelatihan, atau konsultasi soal vacuum gauge dan alat ukur lainnya, kamu bisa langsung hubungi saya atau tim PT Sinergi Pro Inovasi. Kita siap bantu, dari kalibrasi rutin sampai konsultasi teknis yang bikin kamu tidur lebih nyenyak karena alat-alat di lab kamu dalam kondisi prima.

Kontak kami di sini ya:

Call To Action LinkedIn Banner

Jangan ragu tanya-tanya, siapa tau bisa sekalian ngopi sambil bahas alat ukur!



uji amilum adalah

Kamu pernah nggak, waktu kecil dulu, iseng-iseng uji makanan amilum di dapur rumah? Saya dulu pernah, gara-gara nonton acara TV edukasi, langsung ambil nasi, tetesin cairan ungu yang katanya larutan lugol dari kotak alat praktikum sekolah. Eh, ternyata hasilnya biru kehitaman! Sejak itu, saya jadi penasaran soal uji amilum ini.

Amilum adalah salah satu jenis karbohidrat kompleks yang banyak ditemukan di bahan makanan pokok seperti nasi, singkong, kentang, dan jagung. Nah, uji amilum adalah metode sederhana yang sering dipakai buat mendeteksi keberadaan pati atau amilum dalam suatu bahan makanan. Caranya gampang, tapi manfaatnya luar biasa, apalagi buat industri makanan, laboratorium, sampai dapur kamu sendiri kalau mau iseng-iseng ngetes camilan.

Di artikel ini, saya bakal ajak kamu ngobrol soal apa itu uji amilum, gimana cara kerjanya, kenapa penting, dan pastinya diakhiri dengan ajakan kalau kamu butuh layanan kalibrasi alat lab atau pelatihan, bisa langsung hubungi tim saya di PT Sinergi Pro Inovasi. Yuk, kita mulai!

 

Uji Amilum Adalah Teknik Deteksi Kandungan Pati yang Mudah dan Akurat

Sebelum kita nyemplung lebih dalam, saya mau kasih sedikit pemahaman dasar. Amilum adalah senyawa karbohidrat kompleks berbentuk polisakarida yang tersusun dari rantai glukosa. Fungsinya sebagai cadangan energi di tanaman, dan kalau dikonsumsi manusia, jadi sumber kalori utama. Nah, buat tahu apakah suatu bahan makanan mengandung amilum atau nggak, dilakukanlah uji amilum.

Uji amilum pada makanan itu sebenarnya sederhana. Biasanya uji amilum menggunakan larutan lugol (yodium) yang akan bereaksi dengan kandungan amilum dalam makanan, menghasilkan warna biru kehitaman. Teknik ini nggak cuma dipakai di laboratorium sekolah aja, tapi juga di laboratorium industri pangan, farmasi, bahkan di laboratorium kalibrasi kayak tempat saya kerja.

Yuk, saya jelaskan step by step-nya lewat sub-bab berikut ini.

Apa Itu Uji Amilum?

Singkatnya, uji amilum adalah metode untuk mendeteksi kandungan amilum pada bahan makanan atau bahan uji lainnya menggunakan reaksi kimia sederhana. Ketika larutan lugol diteteskan ke bahan yang mengandung amilum, maka akan terjadi perubahan warna menjadi biru kehitaman. Reaksi ini terjadi karena yodium berinteraksi dengan rantai amilosa dalam amilum, membentuk kompleks warna tersebut.

Contohnya nih, kalau kamu tetesin lugol ke potongan roti tawar atau nasi, hasilnya bakal muncul warna biru kehitaman di area yang kena cairan. Nah, kalau kamu coba di telur atau daging, warnanya bakal tetap cokelat kekuningan, karena nggak ada amilumnya.

Fungsi dan Manfaat Uji Amilum Pada Makanan

Selain buat praktikum sekolah atau seru-seruan di rumah, uji amilum pada makanan juga penting banget di industri pangan. Misalnya, buat memastikan bahan baku sesuai spesifikasi, memverifikasi kandungan pati dalam produk, atau sebagai kontrol mutu.

Saya pernah handle kasus di laboratorium, ada klien industri snack yang klaim produknya “bebas pati”, tapi pas kita uji makanan amilum di lab, hasilnya positif biru kehitaman. Langsung deh repot itu tim QA-nya. Makanya penting banget, karena bisa mencegah misleading product label, bahkan potensi masalah hukum.

Baca Juga : Kenapa Power Supply DC Itu Penting? Ini Penjelasan Mudahnya, Biar Nggak Bingung Lagi!

Bagaimana Cara Melakukan Uji Amilum?

Nah, setelah kamu paham konsepnya, sekarang saya kasih tahu cara melakukan uji amilum menggunakan metode paling umum di laboratorium maupun skala sederhana.

Alat dan Bahan yang Digunakan

Untuk uji amilum menggunakan metode larutan lugol, kamu perlu:

  • Larutan Lugol (Iodium-Povidone)
    Biasanya tersedia di laboratorium atau apotek.
  • Bahan Uji
    Bisa nasi, roti, kentang, mie, atau bahan lain yang ingin diuji kandungan amilumnya.
  • Pipet Tetes
    Buat ngambil dan menetesi larutan.
  • Cawan atau Piring Putih
    Supaya hasil perubahan warnanya jelas kelihatan.

Prosedur Uji Amilum

Langkah-langkahnya:

  1. Siapkan bahan makanan di atas piring putih.
  2. Teteskan larutan lugol di permukaan bahan tersebut.
  3. Amati perubahan warnanya.
  4. Jika muncul warna biru kehitaman, artinya ada kandungan amilum.
  5. Kalau tetap cokelat kekuningan, berarti nggak ada.

Prosedurnya gampang banget, kayak eksperimen anak SD, tapi jangan salah, di industri pangan hasilnya bisa jadi penentu lolos-tidaknya sebuah produk.

 

Pentingnya Uji Amilum di Industri Pangan dan Laboratorium

Buat industri makanan dan laboratorium, uji amilum bukan sekadar eksperimen iseng.

Pengawasan Mutu Produk Makanan

Uji amilum pada makanan berguna banget buat kontrol kualitas. Misal, buat memastikan kadar amilum di produk sesuai standar, atau memastikan klaim “bebas pati” benar adanya. Saya sering banget handle proyek kayak gini di lab, dan hasilnya bisa jadi bahan evaluasi besar-besaran di pabrik.

Keperluan Riset dan Pengembangan Produk

Selain itu, uji amilum juga dipakai di bagian R&D industri makanan. Misalnya, buat cari komposisi terbaik dalam pembuatan roti, mie, atau snack ringan. Kandungan amilum yang pas bisa mempengaruhi tekstur, rasa, dan daya simpan produk.

 

Yuk, Konsultasi Kalibrasi & Pelatihan Bareng Kami!

Nah, sekarang kamu udah tahu kan kalau uji amilum itu bukan cuma sekadar eksperimen anak sekolahan, tapi juga penting buat industri makanan dan laboratorium. Kalau kamu pegang alat lab yang butuh kalibrasi, atau mau pelatihan tentang uji-uji kimia pangan dan farmasi, langsung aja hubungi saya atau tim di PT Sinergi Pro Inovasi (SPIN). Kita bisa bantu dari kalibrasi alat laboratorium, konsultasi metode pengujian, sampai pelatihan onsite.

Kontak Kami:

Call To Action LinkedIn Banner

                • Hubungi kami di: 0813-9438-9300 untuk layanan kalibrasi yang terpercaya dan berkualitas!

Jangan tunggu alat lab kamu error dulu baru kalibrasi ya. Yuk, jadwalkan dari sekarang!



power supply dc

Pernah nggak kamu pegang alat elektronik di laboratorium atau di rumah, lalu tiba-tiba mati karena kelistrikan yang nggak stabil? Saya pernah — dan rasanya seperti lagi serius ngerjain laporan, tiba-tiba listrik padam. Nah, di sinilah power supply DC jadi penyelamat.

Di dunia kalibrasi seperti yang saya jalani di PT Sinergi Pro Inovasi, power supply DC itu bukan cuma alat, tapi bisa dibilang sahabat dekat. Karena tanpa itu, banyak alat ukur yang nggak bisa jalan, dan ujung-ujungnya, pekerjaan bisa berantakan.

Jadi buat kamu yang mungkin masih bingung soal dc power supply, yuk duduk sebentar, saya bakal ceritakan dengan santai dan jelas, apa itu power supply DC, kenapa penting, dan gimana cara kerjanya. Siapa tahu, habis baca ini, kamu jadi paham dan nggak salah sebut lagi antara DC dan AC.

 

Power Supply DC: Apa Sih Sebenarnya?

Sebelum saya terlalu jauh cerita, mari kita terangkan tentang definisi power supply dulu ya. Power supply itu alat yang fungsinya menyuplai daya listrik ke perangkat elektronik. Tapi yang menarik, power supply sendiri ada dua jenis: AC dan DC.

Nah, kalau dc power supply adalah alat yang mengubah arus listrik bolak-balik (AC) dari PLN menjadi arus searah (DC). Arus searah ini penting banget karena sebagian besar perangkat elektronik dan alat ukur di laboratorium, termasuk yang saya pakai setiap hari, butuh daya jenis ini biar bisa beroperasi dengan stabil.

Pengertian DC dan Bedanya dengan AC

Singkatnya, pengertian DC (Direct Current) adalah arus listrik yang mengalir searah, dari kutub positif ke kutub negatif. Beda dengan AC (Alternating Current) yang arusnya bolak-balik. Kalau kamu pernah lihat baterai atau adaptor HP, itu contoh sumber power DC.

Di laboratorium, DC power supply wajib hukumnya. Karena alat-alat ukur presisi kayak multimeter standar, osiloskop, sampai power meter, semua butuh dc power supaya hasil kalibrasi akurat. Coba bayangin kalibrasi tanpa DC stabil, hasilnya bisa kayak tebakan cuaca — kadang bener, seringnya ngaco.

Fungsi Power Supply DC di Laboratorium

Selain buat ngidupin alat, dc power supply juga dipakai buat uji fungsi alat ukur, simulasi kondisi kerja alat, sampai pengujian daya tahan alat elektronik. Di tempat saya kerja, power supply DC sering dipakai buat kalibrasi power meter DC atau alat yang butuh suplai arus stabil di berbagai tegangan.

Pernah suatu waktu, saya coba kalibrasi alat dengan power supply abal-abal, hasilnya? Error semua. Sejak itu, saya nggak mau kompromi soal kualitas dc power supply. Nggak mau rugi waktu dan tenaga cuma gara-gara alat utama yang nggak proper.

Baca Juga : Wajib Tahu! Ini Dia Cara Uji Stabilitas Dipercepat Menurut CPOB yang Sering Diabaikan

Jenis-Jenis Power Supply DC yang Wajib Kamu Tahu

Karena nggak semua power supply DC itu sama, penting buat kamu tahu jenis-jenisnya biar nggak salah pilih.

Linear Power Supply DC

Jenis ini pakai transformator buat nurunin tegangan, lalu diubah jadi DC lewat penyearah dan filter. Keunggulannya: noise rendah dan tegangan stabil. Tapi ukurannya biasanya gede dan boros listrik.

Saya pribadi suka pakai linear power supply kalau lagi kalibrasi alat yang butuh tegangan super stabil, kayak alat ukur standar nasional.

Switching Power Supply DC

Kalau yang ini lebih modern, ukurannya lebih kecil, efisiensinya tinggi, dan nggak terlalu panas. Cuma kadang noise-nya lumayan, jadi nggak semua alat cocok. Biasanya dipakai buat alat kalibrasi kelas menengah atau alat uji di lapangan.

 

Tips Memilih Power Supply DC yang Tepat

Sebelum beli, pastikan kamu tahu spesifikasi alat yang mau dikasih daya. Jangan asal pilih, karena salah power supply bisa bikin alat rusak.

Cek Tegangan dan Arus Output

Pastikan power dc yang kamu pakai sesuai sama kebutuhan alat. Misal alat butuh 5V 2A, ya cari power supply dengan output segitu atau lebih sedikit.

Perhatikan Fitur Tambahan

Sekarang banyak power supply DC yang dilengkapi display digital, proteksi overcurrent, overvoltage, dan short circuit. Nah, fitur-fitur ini bisa jadi penyelamat alat dan dompet kamu kalau terjadi kesalahan.

 

Butuh Kalibrasi atau Konsultasi Seputar Power Supply DC? Saya Siap Bantu!

Kalau setelah baca ini kamu jadi mikir, “Eh, kayaknya alat di lab gue belum dicek power supply-nya nih,” nah, itu saat yang tepat buat hubungi saya.

Di PT Sinergi Pro Inovasi (SPIN), saya dan tim siap bantu kamu buat kalibrasi, pelatihan, atau konsultasi soal power supply DC dan alat-alat kalibrasi lainnya. Kita nggak cuma ngukur, tapi juga kasih edukasi biar kamu nggak cuma bisa pakai alat, tapi ngerti cara kerjanya.

Call To Action LinkedIn Banner

              • Hubungi kami di: 0813-9438-9300 untuk layanan kalibrasi yang terpercaya dan berkualitas!

Yuk, pastikan alat dan power supply DC kamu tetap akurat dan aman!



uji stabilitas dipercepat

Kamu pernah nggak, penasaran kenapa obat sirup di rumah bisa berubah warna atau bau setelah beberapa bulan? Atau skincare favoritmu tiba-tiba nggak nyaman dipakai padahal belum expired? Nah, di sinilah pentingnya uji stabilitas dipercepat alias accelerated stability testing.

Sebagai orang yang sehari-hari kerja di laboratorium kalibrasi di PT Sinergi Pro Inovasi, saya sering banget dapat pertanyaan kayak gitu. Mulai dari rekan farmasi, industri kosmetik, sampai produsen makanan suplemen. Kadang suka saya becandain, “Jangan-jangan produkmu mood swing kayak manusia, makanya butuh dicek kestabilannya.”

Tapi serius nih, uji stabilitas dipercepat menurut CPOB itu bukan sekadar formalitas. Ini langkah penting buat memastikan produk tetap aman, efektif, dan konsisten selama masa simpannya. Yuk, saya ajak kamu pelajari bareng!

 

 Apa Itu Uji Stabilitas Dipercepat?

Sebelum jauh-jauh ngomongin metode dan prosedurnya, kita samakan dulu persepsi soal definisinya.

Uji Stabilitas Dipercepat Menurut CPOB

Menurut CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik), uji stabilitas dipercepat adalah metode pengujian yang dilakukan pada kondisi lingkungan ekstrem (seperti suhu dan kelembaban tinggi) dalam waktu tertentu. Tujuannya untuk memprediksi stabilitas produk dalam kondisi penyimpanan normal.

Misalnya nih, kalau produk biasanya disimpan di suhu 25°C, maka dalam stabilitas dipercepat bisa diuji di suhu 40°C dengan kelembaban relatif 75%. Bayangin aja kayak kamu lari maraton di siang bolong, biar ketahuan ketahanan tubuh kamu sekuat apa.

Uji Stabilitas Dipercepat Adalah Prosedur Penting Bukan Formalitas

Di sini saya mau garis bawahi, uji stabilitas dipercepat adalah prosedur krusial, bukan sekadar syarat administrasi. Karena dari hasilnya, bisa ketahuan:

  • Kapan produk mulai rusak
  • Bentuk perubahan yang terjadi (warna, bau, rasa, atau pH)
  • Potensi bahaya kalau tetap digunakan
    Dan yang paling penting, data ini jadi dasar menentukan shelf life alias masa simpan produk.

Baca Juga : Waspadai Kebocoran Gas! Kenali Fungsi dan Cara Kerja Gas Leak Detector Sebelum Terlambat

Bagaimana Proses Uji Stabilitas Dipercepat Dilakukan?

Kalau di lab kami, prosesnya nggak bisa asal-asalan. Semua harus sesuai CPOB dan standar farmakope.

Tahapan Uji Stabilitas Dipercepat

Mulai dari:

  1. Persiapan sampel
    Produk dikemas seperti kemasan aslinya. Jangan sampai ngarang pakai botol minuman bekas ya.
  2. Penyimpanan di kondisi ekstrem
    Umumnya di 40°C ± 2°C dan kelembaban 75% ± 5% selama minimal 6 bulan.
  3. Pengamatan berkala
    Cek perubahan fisik, kimia, mikrobiologi sesuai jadwal (misal di bulan ke-1, ke-3, dan ke-6).
  4. Analisis data
    Hasilnya dibandingkan sama batas spesifikasi.
  5. Penentuan shelf life prediksi
    Kalau produk tetap stabil di uji ekstrem, artinya kemungkinan besar aman disimpan di suhu normal sesuai jangka waktu yang ditentukan.

Stabilitas Dipercepat vs Stabilitas Jangka Panjang

Biar nggak keliru ya, stabilitas dipercepat itu prediksi, sedangkan stabilitas jangka panjang uji real-nya. Kalau dipercepat itu kayak simulasi kilat, sementara jangka panjangnya betulan nunggu 2-3 tahun.

Biasanya hasil uji dipercepat digunakan sambil nunggu hasil stabilitas jangka panjang selesai. Jadi kamu nggak perlu nunggu tua dulu baru tahu obatnya aman atau nggak.

 

Kenapa Uji Stabilitas Dipercepat Itu Wajib?

Ini bukan sekadar aturan, tapi benar-benar soal keamanan.

Menghindari Produk Gagal Edar

Produk farmasi atau kosmetik yang nggak lulus uji ini bisa ditarik dari pasaran. Dulu pernah ada kasus suplemen herbal berubah warna dan bau dalam 2 bulan. Untungnya dicek dulu sebelum dilempar ke pasar. Bisa gawat kalau nggak.

Perlindungan Konsumen dan Citra Perusahaan

Coba deh bayangin kamu sebagai konsumen. Baru beli skincare mahal, belum sebulan udah berubah bau jadi kayak lem aibon. Ilfeel, kan? Nah, dengan uji stabilitas dipercepat, kamu bisa pastikan produkmu tetap aman, efektif, dan citra perusahaan tetap terjaga.

 

Konsultasikan Uji Stabilitas & Kalibrasi Produkmu Sekarang!

Nah, setelah kamu tahu betapa pentingnya uji stabilitas dipercepat menurut CPOB, jangan nunggu produkmu rusak dulu baru bergerak. Saya dan tim di PT Sinergi Pro Inovasi siap bantu kamu untuk layanan uji stabilitas, kalibrasi alat laboratorium, maupun pelatihan teknis.

Jadi, buat kamu yang butuh layanan akurat dan terpercaya:

Call To Action LinkedIn Banner

              • Hubungi kami di: 0813-9438-9300 untuk layanan kalibrasi yang terpercaya dan berkualitas!

Yuk, jangan ragu buat tanya-tanya. Kita bantu kamu sampai produkmu benar-benar aman edar!


PT SInergi Pro Inovasi

LABORATORIUM

KALIBRASI

Sampaikan kepada Kami apa yang Anda butuhkan, Kami siap melayani
0813-9438-9300

www.laboratoriumkalibrasispin.co.id

kalibrasi@spinsinergi.com