Pernah nggak, kamu minum tablet yang baru digigit sedikit eh malah hancur kayak kerupuk? Atau sebaliknya, tablet yang kamu coba larutkan malah kerasnya kayak batu nisan? Nah, di dunia farmasi, hal kayak gini nggak boleh terjadi. Sebagai orang yang setiap hari berkutat di laboratorium kalibrasi PT Sinergi Pro Inovasi, saya paham betul betapa krusialnya uji kekerasan tablet.
Waktu pertama kali saya pegang alat hardness tester, saya sempat mikir, “Ah, paling cuma ngecek seberapa kuat tablet ditekan.” Tapi ternyata, hasil uji kekerasan ini bisa ngaruh ke kualitas, keamanan, dan efektivitas obat yang kamu konsumsi. Yuk, saya ceritakan alasannya — siapa tahu nanti kamu jadi ngerti kenapa tablet itu nggak boleh asal bikin.
Tujuan Uji Kekerasan Tablet yang Wajib Kamu Tahu
Kalau ngomong soal uji kekerasan tablet, sebenarnya nggak cuma soal kuat atau lemahnya tablet saat ditekan. Lebih dari itu, tujuan utamanya adalah memastikan tablet punya kekuatan fisik yang cukup untuk bertahan saat proses produksi, pengemasan, pengiriman, sampai akhirnya masuk ke tangan kamu sebagai konsumen.
Selain itu, uji kekerasan tablet juga berfungsi untuk menjaga kestabilan bentuk, ketahanan selama penyimpanan, dan mengontrol waktu hancurnya tablet saat masuk ke dalam tubuh. Kebayang dong kalau tablet terlalu keras bisa-bisa malah nggak hancur di lambung, efek obatnya jadi lambat keluar.
Nah, di bawah ini saya kasih rincian tujuan uji kekerasan tablet yang biasanya kami lakukan di lab:
Menjamin Kualitas Fisik Tablet
Tujuan pertama dari uji kekerasan tablet adalah untuk menjamin kekuatan fisik tablet itu sendiri. Saya pernah punya pengalaman di lab, ada batch tablet yang kelewat keras — saking kerasnya, alat hardness tester kami sampai error. Ternyata, setelah dicek, formula granulnya nggak seimbang.
Nah, makanya kekuatan tablet ini penting banget untuk dipastikan, karena kalau terlalu rapuh atau terlalu keras, bisa memengaruhi efektivitas obat. Dan lebih parahnya lagi, bisa bikin alat produksi rusak!
Menentukan Waktu Hancur Tablet
Tablet itu nggak bisa asal keras aja, tapi juga harus punya waktu hancur yang ideal. Uji kekerasan tablet membantu menentukan apakah kekuatan tablet memengaruhi waktu hancurnya di tubuh.
Pernah juga suatu waktu saya diminta investigasi kenapa obat dari salah satu klien kami efeknya lambat muncul. Ternyata setelah dicek, tablet terlalu keras sampai butuh waktu lebih dari 45 menit buat hancur di lambung, padahal standar farmakope maksimalnya 30 menit. Dari situ saya makin paham, kekerasan tablet harus dikontrol supaya waktu hancur tetap sesuai.
Baca Juga : TPC Adalah? Yuk, Kenali Uji Mikrobiologi yang Sering Disepelekan Tapi Krusial Ini!
Kenapa Uji Kekerasan Tablet Perlu Dilakukan Secara Rutin?
Mungkin kamu bertanya-tanya, kenapa sih uji kayak gini mesti sering-sering dicek? Ya, karena banyak faktor yang bisa memengaruhi kekuatan tablet, mulai dari bahan baku, proses pencetakan, sampai kondisi penyimpanan.
Mengontrol Konsistensi Produk
Lewat uji kekerasan tablet, kita bisa memastikan kekuatan tablet dari batch ke batch tetap konsisten. Saya sering banget nemu kasus di lapangan, batch pertama dan kedua kekuatannya oke, eh masuk batch ketiga drop drastis. Bisa jadi karena perubahan suhu ruang produksi atau tekanan mesin cetak yang berubah.
Makanya, uji ini penting banget buat menjaga kualitas produk farmasi tetap stabil.
Memenuhi Standar Farmakope
Selain itu, uji kekerasan tablet juga wajib dilakukan untuk memenuhi standar farmakope yang berlaku, baik nasional maupun internasional. Standar ini biasanya ngatur berapa kekuatan minimum dan maksimum tablet agar tetap aman dikonsumsi.
Di lab saya, kami biasa pakai parameter minimal 4 kgf sampai maksimal 10 kgf untuk tablet biasa. Kalau di bawah atau di atas itu, harus investigasi dulu sebelum lanjut ke produksi.
Dampak Jika Uji Kekerasan Tablet Diabaikan
Nah, bagian ini penting buat kamu tahu. Kalau uji kekerasan diabaikan, efeknya bisa ke mana-mana, bukan cuma ke pasien, tapi juga ke reputasi perusahaan farmasi.
Risiko Kerusakan Saat Distribusi
Tablet yang terlalu rapuh bisa pecah saat proses pengemasan atau pengiriman. Saya pernah dapat laporan dari klien, tablet yang dikirim ke luar kota sampai di tangan konsumen dalam kondisi hancur jadi bubuk. Nggak lucu kan kalau kayak gitu? Nah, itulah kenapa uji kekerasan tablet jadi keharusan.
Menurunnya Efektivitas Obat
Tablet yang terlalu keras bisa bikin waktu hancur di tubuh jadi molor. Akibatnya, zat aktif dalam obat baru bekerja setelah waktu yang seharusnya. Bayangin aja kamu minum obat sakit kepala, tapi efeknya baru terasa dua jam kemudian. Nggak efektif, kan? Di sini peran uji kekerasan tablet nggak bisa dianggap remeh.
Butuh Jasa Kalibrasi atau Konsultasi Seputar Uji Tablet? Hubungi Kami Sekarang!
Nah, sekarang kamu udah tahu kan kenapa uji kekerasan tablet itu sepenting itu? Nggak cuma soal angka di alat hardness tester, tapi juga menyangkut kualitas, keamanan, sampai reputasi produk farmasi.
Kalau kamu butuh layanan kalibrasi alat hardness tester, pelatihan metode uji farmasi, atau konsultasi tentang pengujian tablet lainnya, langsung aja hubungi kami:
-
-
-
-
-
-
- Kurniawan Hidayat: 0813-2117-0714 (Info Konsultasi)
- Destia Marsha: 0813-2145-5501 (Info Training)
- Hubungi kami di: 0813-9438-9300 untuk layanan kalibrasi yang terpercaya dan berkualitas!
-
-
-
-
-
Yuk, pastikan alat dan prosedur uji kamu terkalibrasi dan sesuai standar — demi kualitas dan keamanan produk yang kamu hasilkan!
One comment
Pingback: Wajib Tahu! Kenapa Kalibrasi Thermohygrometer Itu Penting Buat Bisnis dan Laboratoriummu