Cara Kerja Multimeter Analog: Panduan Lengkap AVO + Tips Akurasi ala Lab

Cara Kerja Multimeter Analog

Saya ingat pertama kali mengajarkan teknisi baru membaca jarum multimeter analog di ruang kalibrasi—tangannya gemetar, jarumnya juga ikut “deg-degan”. Tenang, itu wajar. Multitester analog memang punya pesona klasik: sederhana, tahan banting, dan… jujur. Kalau Kamu salah pilih range, jarumnya langsung protes. Justru di situ letak serunya. Di artikel ini, saya akan memandu Kamu memahami pengertian multimeter analog, bagaimana multimeter analog bekerja, sampai fungsi avometer analog di pekerjaan harian—dengan gaya bahasa santai plus sedikit humor sopan. Tujuannya sederhana: setelah membaca, Kamu bukan hanya paham teori, tapi juga mantap saat praktik.

 

Cara kerja multimeter analog

Kalau diringkas, pengertian multimeter analog adalah alat ukur listrik serbaguna yang menampilkan hasil pada skala dengan jarum. Sering juga disebut multimeter analog adalah AVOmeter analog (Ampere, Volt, Ohm) atau multi tester analog/multitester analog. Fungsi avometer analog: mengukur tegangan, arus, dan resistansi—kadang juga kapasitansi/diode (tergantung model). Pada praktiknya, kita mengandalkan selector switch, rangkaian shunt/seri, dan penyearah (untuk AC) agar jarum bergerak proporsional dengan besaran listrik yang diukur.

cara kerja multimeter analog

Di balik layar, jarum digerakkan oleh galvanometer moving-coil yang peka arus. Untuk mengukur tegangan (V), alat menambahkan resistor seri besar (multiplier) sehingga arus yang masuk ke kumparan kecil dan aman. Untuk arus (A), dipasang shunt resistor agar sebagian besar arus “by-pass” kumparan, jarum tetap linear. Saat mengukur AC, sinyal melewati dioda penyearah menjadi DC sehingga jarum tetap bisa membaca. Mode Ohm (Ω) memanfaatkan baterai internal: arus kecil dialirkan ke rangkaian, lalu besarnya deviasi jarum mewakili nilai resistansi—makanya ada zero adjust (kalibrasi nol) supaya saat probe di-shotkan, jarum tepat di “0 Ω”. Itulah inti cara kerja multimeter analog yang rapi, mekanis, dan mudah “terasa” oleh pengguna.

Komponen kunci & skala pembacaan

Agar Kamu mantap, kenali blok utamanya: galvanometer, rangkaian pembagi (seri/shunt), penyearah AC, baterai ohm, selector, serta mirror scale untuk mengurangi paralaks saat membaca. Di sinilah multi tester analog unggul—Kamu dilatih disiplin memilih range yang tepat, mengecek zero ohm, dan membaca skala sesuai fungsi (V, A, Ω). Ulangi kebiasaan baik ini setiap kali mengukur: pilih range → nolkan ohm (jika perlu) → ukur → baca skala sejajar mata. ULANGI, ULANGI, DAN ULANGI.

 

Panduan Praktis: dari DC sampai kontinuitas

Saat saya turun ke lapangan, saya selalu mulai dari prinsip aman lalu akurat. Multitester analog memberi feedback visual instan—jarum yang “lari” kencang menandakan range terlalu rendah; tinggal naikkan satu tingkat.

Mengukur tegangan DC & AC dengan avometer analog

  • DC Volt: set ke VDC, mulai dari range tertinggi, probe merah ke positif, hitam ke negatif. Jika jarum bergerak kecil, turunkan range bertahap. Inilah praktik langsung fungsi avometer analog paling sering dipakai.
  • AC Volt: set ke VAC, gunakan penyearah internal alat. Ingat, skala AC biasanya berbeda sensitivitasnya—baca label skala dengan teliti. Hindari menyentuh bagian konduktif; saya selalu ingatkan teknisi baru: “Jangan jadi resistor tambahan.”

Mengukur arus & resistansi (ohm) pada multi tester analog

  • Arus (A): rangkaian seri. Pastikan beban dan sumber cocok, mulai range tinggi. Arus besar tanpa shunt tepat bisa bikin jarum “pingsan”.
  • Ohm (Ω): hubungkan probe, putar zero adjust sampai jarum ke “0 Ω” saat di-shotkan. Lepas rangkaian dari sumber sebelum ukur resistansi—ini bukan hanya etika, tapi keselamatan alat (dan hati Kamu).

Baca Juga : Grounding Tester: Panduan Praktis Biar Hasil Akurat, Bukan Sekadar “Nyetrum Rasa Penasaran”

Akurasi, Kesalahan Umum, dan Mini-Kalibrasi ala Lab

Sebagai orang lab, saya tak pernah bosan mengulang: akurasi bukan kebetulan, tapi kebiasaan baik yang diulang.

Sumber error yang sering terjadi pada multimeter analog adalah…

  1. Paralaks: mata tidak sejajar dengan jarum → bacaannya meleset. Gunakan mirror scale.
  2. Range salah: jarum mentok—naikkan range, lalu turunkan perlahan sampai pembacaan nyaman di tengah skala.
  3. Baterai lemah (mode Ω): zero adjust tak bisa tepat. Ganti baterai internal.
  4. Kontak kotor: selector dan jack yang berdebu bikin resistansi kontak tinggi. Bersihkan berkala.
  5. Probe aus: ujung tumpul → sentuhan buruk. Ganti probe saat perlu.

Mini-check kalibrasi harian (good practice)

  • DC referensi: cek dengan sumber DC yang Kamu percaya (misal power supply lab). Bandingkan pembacaan di dua–tiga range.
  • Resistor standar: uji di mode Ω; kalau zero sulit stabil, cek baterai.
  • Konsistensi jarum: gerak halus tanpa tersendat menandakan mekanik sehat.
    Kebiasaan ini tidak menggantikan kalibrasi terbit sertifikat, tapi cukup untuk “screening” harian sehingga alat Kamu siap kerja sebelum dibawa ke proyek.

 

Cara kerja multimeter analog: ringkasan praktis untuk keputusan cepat

Mari rangkum lagi pengertian multimeter analog: multimeter analog adalah alat ukur serbaguna dengan tampilan jarum (AVO) yang mengandalkan galvanometer, pembagi arus/tegangan, penyearah untuk AC, dan baterai internal untuk Ω. Baik disebut avometer analog, multi tester analog, atau multitester analog, intinya sama: alat ini mengajari kita disiplin membaca skala, memilih range, dan meminimalkan kesalahan. Fungsi avometer analog mencakup pengukuran V, A, Ω yang andal—asal Kamu mengikuti prosedur aman, zero adjust, dan hindari paralaks. Cara kerja multimeter analog yang mekanis memberi Kamu “rasa” terhadap sinyal; inilah alasan banyak teknisi masih menyimpannya meski sudah punya DMM digital.

cara kerja multimeter analog (dipraktikkan lagi)

Sebelum ukur: (1) tentukan besaran (V/A/Ω), (2) pilih range aman, (3) cek zero (khusus Ω), (4) ukur dengan probe kokoh, (5) baca skala sejajar mata, (6) sesuaikan range agar pembacaan berada di tengah skala. ULANGI, ULANGI, DAN ULANGI sampai jadi refleks. Di lab, refleks baik menyelamatkan waktu, alat, dan reputasi.

Tips lanjutan agar hasil “makin yakin”

Gunakan kabel pendek untuk arus besar, hindari induksi saat AC tinggi, dan dokumentasikan pembacaan. Kalau Kamu bekerja di lingkungan bersertifikat, pastikan alat punya sertifikat kalibrasi yang masih berlaku—ini bukan sekadar formalitas, melainkan bukti ketertelusuran (traceability).

 

Butuh hasil ukur yang bisa Kamu pertanggungjawabkan?

Kamu sudah paham cara kerja multimeter analog dan siap praktik. Langkah berikutnya: pastikan semua alat Kamu terkalibrasi sehingga setiap keputusan teknis didukung data yang valid. Butuh layanan kalibrasi, pelatihan, atau konsultasi yang akurat dan terpercaya hubungi kami:

Call To Action LinkedIn Banner

Destia Marsha: 0813-2145-5501 (Info Training)

Hubungi kami di: 0813-9438-9300 untuk layanan kalibrasi yang terpercaya dan berkualitas!

Kami siap bantu dari audit kebutuhan, jadwal kalibrasi, sampai pendampingan teknis di lapangan—supaya setiap gerak jarum berarti, dan setiap angka bisa Kamu pegang teguh.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


PT SInergi Pro Inovasi

LABORATORIUM

KALIBRASI

Sampaikan kepada Kami apa yang Anda butuhkan, Kami siap melayani
0813-9438-9300

www.laboratoriumkalibrasispin.co.id

kalibrasi@spinsinergi.com