Blog

Bring to the table win-win survival strategies to ensure proactive domination. At the end of the day, going forward, a new normal that has evolved from generation.

 

sketsa multimeter

Sketsa Multimeter: Mengapa Harus Paham?

Saya pernah berada di posisi Kamu—menatap multimeter dengan kebingungan total. Banyak angka, simbol, dan tuas yang seolah berbicara dalam bahasa lain. Saat pertama kali masuk ke laboratorium kalibrasi, saya ingat bagaimana senior saya menatap saya dengan tatapan yang mengatakan, “Jangan sampai Kamu salah pasang kabel!” Sejak saat itu, saya sadar bahwa memahami sketsa multimeter digital maupun sketsa multimeter analog bukan sekadar teori, tapi juga menyangkut keselamatan dan akurasi pengukuran.

Dalam artikel ini, saya akan membantu Kamu memahami berbagai sketsa multimeter serta bagaimana cara membacanya. Jadi, mari kita mulai perjalanan ini bersama!

 

Apa Itu Sketsa Multimeter?

Multimeter adalah alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur tegangan, arus, dan hambatan. Sketsa multimeter digital dan sketsa multimeter analog membantu kita memahami bagaimana komponen dalam multimeter bekerja. Dengan melihat sketsa ini, Kamu bisa lebih mudah memahami cara membaca hasil pengukuran dan menggunakannya dengan benar.

Jenis Sketsa Multimeter

Berikut beberapa jenis sketsa multimeter yang umum digunakan:

1. Sketsa Multimeter Digital

Multimeter digital lebih modern dan banyak digunakan di laboratorium kalibrasi karena akurasinya yang tinggi. Sketsanya biasanya mencakup layar LCD, tombol seleksi mode, dan probe input.

2. Sketsa Multimeter Analog

Multimeter analog masih digunakan di beberapa bidang karena memberikan respons yang lebih natural terhadap perubahan arus. Sketsanya biasanya mencakup jarum penunjuk dan skala pengukuran yang lebih kompleks.

3. Sketsa Rangkaian Multimeter

Sketsa ini menunjukkan bagaimana sirkuit dalam multimeter bekerja, mulai dari power supply hingga sensor pengukuran. Sketsa rangkaian ini berguna bagi teknisi atau siapa saja yang ingin memahami prinsip kerja alat ini lebih dalam.

4. Cara Membaca Sketsa Multimeter

Membaca sketsa multimeter membutuhkan pemahaman dasar tentang simbol listrik. Misalnya, simbol V untuk tegangan, A untuk arus, dan Ω untuk hambatan. Pastikan Kamu juga memahami fungsi setiap tombol dan port yang ada dalam sketsa.

Baca Juga : Kenapa Termometer Lo? Ini Penyebab dan Solusinya

Mengapa Sketsa Multimeter Itu Penting?

Tanpa memahami sketsa multimeter, risiko kesalahan dalam pengukuran bisa meningkat. Kesalahan ini bukan hanya berdampak pada hasil kerja, tapi juga bisa merusak perangkat atau bahkan membahayakan keselamatan. Dengan memahami sketsa multimeter digital, analog, dan rangkaian di dalamnya, Kamu bisa bekerja lebih efisien dan akurat.

 

Kesimpulan

Memahami sketsa multimeter digital, sketsa multimeter analog, serta cara membaca sketsa multimeter adalah langkah awal untuk menjadi ahli dalam bidang pengukuran dan kalibrasi. Jika Kamu ingin memastikan alat ukur Kamu berfungsi dengan akurat dan sesuai standar, jangan ragu untuk melakukan kalibrasi secara rutin.

Butuh layanan kalibrasi, pelatihan, atau konsultasi yang akurat dan terpercaya? Hubungi kami:

Call To Action LinkedIn Banner

Atau langsung hubungi kami di 0813-9438-9300 untuk layanan kalibrasi yang terpercaya dan berkualitas dari PT Sinergi Pro Inovasi (SPIN).

Jangan biarkan kesalahan pengukuran merugikan pekerjaan Kamu. Pastikan alat ukur Kamu selalu dalam kondisi terbaik!



kenapa termometer lo

Apakah Termometer Lo Bermasalah? Ini Saatnya Cari Tahu!

Pernah nggak sih, kamu lagi buru-buru mau cek suhu tubuh atau memastikan suhu di ruangan, tapi termometer lo malah menunjukkan angka yang nggak masuk akal? Entah terlalu rendah, terlalu tinggi, atau bahkan nggak ngasih angka sama sekali. Rasanya pengen banting, tapi takut rugi! 😅

Sebenarnya, ada beberapa alasan kenapa termometer bisa error. Bisa jadi karena faktor lingkungan, baterai yang mulai soak, atau malah ada kesalahan dalam cara penggunaannya. Nah, biar nggak makin bingung, yuk kita bahas satu per satu!

Kenapa Termometer Lo Bisa Error?

Sebelum panik dan langsung beli termometer baru, ada baiknya kamu paham dulu penyebab utama kenapa alat ini bisa nggak akurat. Beberapa faktor yang sering bikin termometer lo bermasalah antara lain:

  • Baterai lemah atau habis – Ini adalah penyebab paling umum. Kalau baterai sudah hampir habis, angka yang ditampilkan bisa jadi nggak akurat atau malah nggak muncul sama sekali.
  • Paparan suhu ekstrem – Termometer yang disimpan di tempat terlalu panas atau dingin bisa mengalami gangguan pada sensor.
  • Kesalahan dalam penggunaan – Misalnya, kalau termometer digital tidak diletakkan dengan benar di bawah lidah atau ketiak, hasilnya bisa nggak akurat.
  • Kalibrasi yang tidak sesuai – Seiring waktu, alat ukur seperti termometer juga bisa melenceng dari akurasi aslinya.

Jadi, sebelum berasumsi termometer lo rusak, cek dulu faktor-faktor di atas!

Cara Mengatasi Termometer Digital Error

Jangan khawatir! Kalau termometer lo mulai berulah, ada beberapa langkah yang bisa kamu lakukan sebelum memutuskan beli yang baru.

  1. Cek dan ganti baterai – Kalau termometer lo mulai menunjukkan angka yang aneh atau nggak nyala sama sekali, coba ganti baterainya dulu.
  2. Simpan di tempat yang sesuai – Hindari menyimpan termometer di tempat yang terlalu panas atau lembap karena bisa mempengaruhi sensor.
  3. Gunakan dengan benar – Pastikan kamu mengikuti petunjuk penggunaan yang benar. Misalnya, untuk termometer oral, letakkan di bawah lidah dan tahan mulut tetap tertutup selama pengukuran.
  4. Lakukan reset atau kalibrasi – Beberapa termometer digital punya opsi reset yang bisa mengembalikan akurasi alat. Kalau masih ragu, lakukan kalibrasi di tempat terpercaya.

Baca Juga : Syarat Uji Volume Terpindahkan: Kenapa Ini Penting dan Bagaimana Cara Memastikannya?

Cara Menormalkan Termometer Digital

Kalau setelah dicek termometer lo masih error, mungkin sudah waktunya dilakukan kalibrasi. Ini langkah-langkah sederhananya:

  • Gunakan air es sebagai referensi – Celupkan sensor termometer ke dalam air es yang suhunya mendekati 0°C. Kalau hasilnya jauh dari angka itu, bisa jadi ada masalah pada sensor.
  • Bandingkan dengan alat lain – Coba ukur suhu dengan dua termometer yang berbeda untuk melihat perbedaannya.
  • Kalibrasi secara profesional – Untuk akurasi terbaik, kalibrasi termometer lo di laboratorium kalibrasi terpercaya.

Butuh Layanan Kalibrasi Termometer yang Akurat? Kami Siap Membantu!

Jadi, sekarang lo udah tahu kenapa termometer bisa error dan gimana cara mengatasinya. Tapi kalau lo butuh jaminan akurasi yang lebih tinggi, solusi terbaik adalah melakukan kalibrasi profesional.

PT Sinergi Pro Inovasi (SPIN) siap membantu kamu dengan layanan kalibrasi, pelatihan, dan konsultasi yang akurat dan terpercaya.

📞 Hubungi kami sekarang:

Call To Action LinkedIn Banner

Atau langsung hubungi kami di 0813-9438-9300 untuk layanan kalibrasi yang terpercaya dan berkualitas dari PT Sinergi Pro Inovasi (SPIN).

Jangan biarkan termometer lo bikin bingung! Pastikan selalu dalam kondisi optimal dengan layanan kalibrasi dari kami. 🔬✅



syarat uji volume terpindahkan

Apa yang Terpikir Saat Mendengar “Volume Terpindahkan”?

Bayangkan Kamu sedang membuat secangkir kopi favorit. Saat menuangkan air ke dalam gelas takar, Kamu memastikan volumenya pas—tidak lebih, tidak kurang. Nah, dalam dunia laboratorium kalibrasi, konsep ini jauh lebih serius. Salah hitung sedikit saja, dan bisa berdampak besar pada akurasi alat ukur. Itulah mengapa uji volume terpindahkan menjadi syarat penting dalam kalibrasi.

Syarat Uji Volume Terpindahkan

Dalam pengujian ini, ada beberapa syarat utama yang harus dipenuhi agar hasilnya sah dan dapat dipercaya. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Ketelitian Alat Ukur Setiap alat ukur yang digunakan harus memiliki tingkat ketelitian yang sesuai dengan standar yang berlaku. Tidak bisa asal pakai pipet atau buret sembarangan!
  2. Kondisi Lingkungan yang Stabil Faktor suhu, kelembapan, dan tekanan udara harus dikontrol dengan baik. Perubahan kecil pada lingkungan bisa memengaruhi volume cairan yang dipindahkan.
  3. Prosedur Pengujian yang Konsisten Cara penggunaan alat harus seragam. Misalnya, sudut saat menuang cairan, waktu menunggu sebelum membaca skala, hingga teknik pembilasan alat—semuanya berpengaruh!
  4. Kalibrasi dan Verifikasi Berkala Alat yang digunakan harus sudah dikalibrasi dan diverifikasi secara berkala. Tanpa ini, hasil pengujian bisa meragukan dan tidak dapat digunakan sebagai acuan.

Baca Juga : Cathode Ray Oscilloscope: Memahami Prinsip Kerja dan Aplikasinya

Kenapa Ini Harus Jadi Perhatian Utama?

Saya pernah menemui kasus di mana hasil uji volume terpindahkan tidak sesuai standar hanya karena pengabaian satu faktor kecil—sudut saat menuang cairan! Setelah ditelusuri, ternyata teknik penggunaannya berbeda-beda setiap kali diuji. Pelajaran berharga? Detail kecil dalam pengujian bisa berdampak besar.

Kesimpulan

Memastikan uji volume terpindahkan memenuhi syarat bukan hanya soal kepatuhan terhadap standar, tapi juga soal akurasi, konsistensi, dan kredibilitas laboratorium Kamu. Jadi, jika Kamu ingin memastikan alat ukur Kamu bekerja dengan optimal, jangan abaikan uji ini!

Butuh layanan kalibrasi, pelatihan, atau konsultasi yang akurat dan terpercaya? Hubungi kami:

Call To Action LinkedIn Banner

Atau langsung hubungi kami di 0813-9438-9300 untuk layanan kalibrasi yang terpercaya dan berkualitas dari PT Sinergi Pro Inovasi (SPIN).



cathode ray oscilloscope

Apa Itu Cathode Ray Oscilloscope dan Mengapa Penting?

Pernahkah Kamu bertanya-tanya bagaimana teknisi bisa melihat bentuk gelombang listrik yang tak kasat mata? Di dunia pengukuran elektronik, Cathode Ray Oscilloscope (CRO) adalah alat klasik yang digunakan untuk menganalisis sinyal listrik dalam bentuk visual. Meskipun kini sudah banyak oscilloscope digital, CRO tetap memiliki tempat tersendiri dalam dunia teknik dan laboratorium kalibrasi.

Dulu, saya pertama kali menggunakan CRO saat mengkalibrasi alat ukur sinyal frekuensi tinggi. Rasanya seperti melihat denyut kehidupan dari sebuah sirkuit elektronik! CRO memungkinkan saya melihat bagaimana tegangan listrik berubah terhadap waktu—bisa dibilang, ini adalah jendela ke dalam dunia listrik yang tidak terlihat oleh mata telanjang.

Dalam artikel ini, saya akan membahas prinsip kerja, komponen utama, aplikasi, serta perbandingan antara CRO dan oscilloscope digital. Yuk, kita mulai!

 

Bagaimana Cara Kerja Cathode Ray Oscilloscope?

CRO bekerja berdasarkan prinsip dasar tabung sinar katoda (CRT). Alat ini menggunakan elektron yang dipercepat dan diarahkan ke layar fosfor untuk membentuk gelombang sinyal listrik dalam bentuk visual. Berikut adalah komponen utamanya:

  1. Tabung Sinar Katoda (CRT) – Tempat di mana elektron ditembakkan untuk membentuk gambar sinyal.
  2. Sistem Defleksi Vertikal dan Horizontal – Mengontrol gerakan sinyal pada layar.
  3. Sirkuit Sinkronisasi – Menyesuaikan tampilan agar sinyal lebih mudah dianalisis.
  4. Sistem Pemicu (Triggering System) – Memastikan sinyal stabil dan tidak bergerak liar di layar.

Dengan memahami cara kerja ini, teknisi dapat menyesuaikan pengaturan CRO untuk mendapatkan hasil pengukuran yang optimal.

 

Aplikasi Cathode Ray Oscilloscope dalam Dunia Teknik

CRO bukan sekadar alat tampilan gelombang listrik. Banyak bidang yang masih menggunakannya karena keakuratannya, antara lain:

  • Diagnostik Rangkaian Elektronik – Untuk memeriksa bentuk sinyal di berbagai titik sirkuit.
  • Analisis Frekuensi dan Amplitudo – Menentukan karakteristik sinyal listrik dalam sistem audio dan komunikasi.
  • Kalibrasi Alat Ukur Listrik – Membandingkan sinyal yang dihasilkan dengan standar referensi.
  • Penelitian Gelombang Elektromagnetik – Untuk menganalisis fenomena listrik dalam berbagai eksperimen.

Pernah saya menghadapi kasus di mana gelombang keluaran sebuah alat ukur tidak stabil. Setelah dicek dengan CRO, ternyata ada noise yang berasal dari gangguan elektromagnetik. Tanpa CRO, mungkin butuh waktu lebih lama untuk menemukan penyebabnya!

Baca Juga : Data Logger Adalah: Alat Kecil yang Menyimpan Data Besar

CRO vs Digital Oscilloscope: Mana yang Lebih Baik?

Seiring berkembangnya teknologi, oscilloscope digital semakin populer. Tapi apakah CRO masih relevan? Mari kita bandingkan:

Fitur Cathode Ray Oscilloscope (CRO) Digital Oscilloscope
Tampilan Analog, berbasis CRT Digital, LCD atau LED
Akurasi Lebih real-time tanpa delay Lebih akurat dengan fitur analisis
Memori Tidak menyimpan data Bisa menyimpan dan menganalisis data
Harga Lebih murah Lebih mahal, tetapi lebih canggih

Jika Kamu memerlukan alat yang sederhana dan cepat dalam menampilkan sinyal tanpa perlu penyimpanan data, CRO masih bisa jadi pilihan. Namun, untuk analisis mendalam dan dokumentasi, digital oscilloscope lebih unggul.

 

Masih Perlukah CRO di Era Modern?

Meski era digital semakin berkembang, Cathode Ray Oscilloscope masih memiliki tempat bagi para teknisi dan laboratorium kalibrasi. Keakuratan dalam menampilkan sinyal secara real-time menjadikannya alat yang masih banyak digunakan. Namun, jika Kamu butuh fitur analisis yang lebih kompleks, mungkin sudah saatnya beralih ke oscilloscope digital.

Bagi Kamu yang ingin memastikan alat ukur tetap akurat dan terpercaya, kalibrasi adalah kuncinya. Butuh layanan kalibrasi, pelatihan, atau konsultasi?

Hubungi kami sekarang juga!

Call To Action LinkedIn Banner

Atau langsung hubungi kami di 0813-9438-9300 untuk layanan kalibrasi yang terpercaya dan berkualitas dari PT Sinergi Pro Inovasi (SPIN).

Jangan biarkan alat ukur Kamu kehilangan akurasinya. Kalibrasi sekarang untuk hasil yang lebih presisi!



data logger adalah

Pernahkah Kamu mengalami kejadian di mana suhu dalam ruang penyimpanan berubah tanpa peringatan, atau kelembaban di laboratorium naik turun secara drastis? Saya pernah, dan percaya atau tidak, solusinya ada pada sebuah alat kecil yang sering diremehkan: data logger.

Banyak orang bertanya, “Logger adalah alat apa sebenarnya?” atau “Apa itu data logger dan mengapa penting?” Nah, kalau Kamu penasaran, izinkan saya menjelaskan bagaimana alat ini bekerja dan mengapa data logging adalah kunci dalam menjaga akurasi dan kualitas dalam berbagai industri.

Data Logger Adalah: Memahami Perannya dalam Pengumpulan Data

Data logger adalah perangkat elektronik yang berfungsi untuk merekam berbagai parameter lingkungan, seperti suhu, kelembaban, tekanan, tegangan listrik, hingga cahaya. Proses pencatatan ini dikenal sebagai data logging.

Kalau Kamu bekerja di laboratorium kalibrasi, industri farmasi, atau bahkan gudang penyimpanan, Kamu pasti paham bahwa satu perubahan kecil dalam suhu atau kelembaban bisa berdampak besar. Di sinilah peran data logger menjadi sangat penting.

Dengan teknologi ini, kita bisa mendapatkan data log yang akurat tanpa harus mencatat secara manual. Bayangkan jika Kamu harus mencatat suhu ruangan setiap 5 menit selama 24 jam—capek, bukan? Itulah mengapa data logger hadir sebagai solusi otomatisasi yang efisien.

Cara Kerja Data Logger dan Jenis-Jenisnya

Data logger bekerja dengan cara yang cukup sederhana tetapi sangat efektif. Perangkat ini memiliki sensor yang menangkap parameter tertentu, kemudian menyimpannya dalam memori internal. Data yang tersimpan bisa diunduh ke komputer atau perangkat lain untuk dianalisis lebih lanjut.

Beberapa jenis data logger yang umum digunakan, antara lain:

  • Data Logger Suhu: Memantau perubahan suhu dalam ruangan atau alat tertentu.
  • Data Logger Kelembaban: Mengukur kadar kelembaban udara, penting untuk industri farmasi dan makanan.
  • Data Logger Multi-Parameter: Merekam lebih dari satu variabel, misalnya suhu dan tekanan sekaligus.
  • Data Logger Wireless: Memungkinkan pengiriman data secara real-time ke sistem pemantauan jarak jauh.

H3: Keunggulan Menggunakan Data Logger

Menggunakan data logger dalam proses monitoring memiliki berbagai keuntungan, antara lain:

Akurasi Tinggi – Data yang dicatat lebih presisi dibandingkan pencatatan manual.

Efisiensi Waktu – Tidak perlu mencatat secara manual, sehingga menghemat tenaga dan waktu.

Monitoring Berkelanjutan – Bisa bekerja 24/7 tanpa intervensi manusia.

Penyimpanan Data Jangka Panjang – Data dapat disimpan untuk analisis jangka panjang.

Mencegah Kerugian – Deteksi dini terhadap perubahan lingkungan bisa mencegah kerusakan produk atau peralatan.

Bayangkan jika Kamu bekerja di laboratorium yang membutuhkan kestabilan suhu. Tanpa data logger, Kamu bisa saja kehilangan data penting yang berdampak pada hasil penelitian atau produksi.

Contoh Penggunaan Data Logger di Berbagai Industri

Data logger tidak hanya berguna di laboratorium. Beberapa industri lain yang sangat bergantung pada alat ini antara lain:

🏭 Industri Manufaktur: Memantau suhu mesin produksi agar tetap dalam kondisi optimal. 🏥 Industri Farmasi & Kesehatan: Menjaga suhu penyimpanan vaksin dan obat-obatan. 🍎 Industri Makanan & Minuman: Memastikan produk disimpan dalam kondisi ideal untuk menjaga kualitas dan keamanan pangan. 📦 Gudang & Logistik: Mengontrol suhu dan kelembaban dalam penyimpanan barang agar tetap sesuai standar.

Baca Juga : Cara Uji Disolusi Tablet: Panduan Lengkap untuk Hasil Akurat

Pastikan Data Logger Kamu Selalu Akurat dengan Kalibrasi yang Tepat!

Sekarang Kamu sudah tahu pentingnya data logger dalam menjaga kualitas dan akurasi data. Namun, alat secanggih apa pun tetap memerlukan perawatan dan kalibrasi secara berkala agar tetap bekerja dengan optimal.

Jangan biarkan ketidakakuratan data menghambat produktivitas Kamu! Butuh layanan kalibrasi, pelatihan, atau konsultasi yang akurat dan terpercaya? Hubungi kami:

Call To Action LinkedIn Banner

Atau langsung hubungi kami di 0813-9438-9300 untuk layanan kalibrasi yang terpercaya dan berkualitas dari PT Sinergi Pro Inovasi (SPIN).

Jangan tunda lagi! Pastikan perangkat Kamu berfungsi dengan akurasi maksimal. 📊✅



cara uji disolusi tablet

Disolusi Tablet: Kenapa Ini Penting?

Pernahkah Kamu bertanya-tanya, kenapa tablet yang Kamu minum bisa bekerja begitu cepat di dalam tubuh? Rahasianya ada pada uji disolusi tablet. Sebagai seorang yang bekerja di laboratorium kalibrasi, saya bisa bilang bahwa ini bukan sekadar mencelupkan tablet ke dalam air dan berharap yang terbaik. Ada prosedur yang ketat, metode yang baku, dan faktor-faktor yang harus diperhitungkan untuk memastikan tablet larut dengan benar sesuai standar farmakope.

Saya pernah melihat uji disolusi yang gagal hanya karena pengadukan yang tidak sesuai. Iya, sesederhana itu! Tapi dari sinilah kita belajar bahwa validasi setiap parameter sangat krusial. Nah, dalam artikel ini, saya akan memandu Kamu melalui prosedur uji disolusi tablet, metode disolusi tablet farmakope, faktor yang mempengaruhi disolusi tablet, serta alat yang digunakan dalam uji disolusi. Siap? Mari kita mulai!

Cara Uji Disolusi Tablet

Uji disolusi tablet bertujuan untuk mengukur seberapa cepat dan seberapa banyak zat aktif dalam tablet larut dalam cairan tertentu dalam kondisi yang telah ditentukan. Ini bukan hanya tentang seberapa cepat tablet larut, tetapi juga tentang bagaimana tubuh bisa menyerap obat tersebut secara efektif.

Pada dasarnya, prosedur uji disolusi tablet harus dilakukan sesuai standar farmakope yang berlaku, seperti USP (United States Pharmacopeia) atau Farmakope Indonesia. Setiap farmakope memiliki metode spesifik yang harus dipatuhi untuk memastikan hasilnya valid dan dapat diandalkan.

Nah, sebelum kita masuk lebih dalam, mari kita lihat beberapa aspek utama dari uji disolusi ini:

1. Prosedur Uji Disolusi Tablet

Setiap pengujian memiliki tahapan yang harus diikuti dengan cermat. Berikut adalah langkah-langkahnya:

  1. Persiapan Sampel – Tablet harus disiapkan sesuai dengan prosedur standar.
  2. Pemilihan Medium Disolusi – Cairan yang digunakan biasanya meniru kondisi dalam tubuh, seperti pH lambung atau usus.
  3. Pengaturan Kecepatan Pengadukan – Biasanya 50-100 rpm, tergantung jenis alat yang digunakan.
  4. Pengambilan Sampel Secara Berkala – Sampel larutan diambil pada interval waktu tertentu untuk dianalisis.
  5. Analisis Kandungan Zat Aktif – Menggunakan spektrofotometri UV-Vis atau HPLC untuk menentukan jumlah zat aktif yang telah larut.

Jika ada satu tahapan yang terlewat atau tidak sesuai standar, hasil pengujian bisa tidak valid. Percaya deh, saya pernah harus mengulang pengujian dari awal hanya karena lupa menyesuaikan suhu medium. 😅

2. Metode Disolusi Tablet Farmakope

Metode uji disolusi sudah distandarisasi dalam berbagai farmakope. Berikut beberapa metode yang sering digunakan:

  • Metode Apparatus 1 (Basket Method) – Tablet dimasukkan ke dalam keranjang (basket) yang berputar dalam medium cair.
  • Metode Apparatus 2 (Paddle Method) – Tablet diletakkan di dasar bejana, lalu diaduk dengan paddle.
  • Metode Apparatus 3 (Reciprocating Cylinder) – Menggunakan tabung silinder yang bergerak naik turun dalam medium cair.
  • Metode Apparatus 4 (Flow-Through Cell) – Medium cair dialirkan melewati sampel tablet dalam sistem tertutup.

Pemilihan metode tergantung pada jenis tablet yang diuji. Untuk tablet biasa, paddle method dan basket method paling umum digunakan.

3. Faktor yang Mempengaruhi Disolusi Tablet

Hasil uji disolusi bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti:

  • Komposisi tablet – Bahan tambahan dalam tablet dapat mempengaruhi kecepatan larutnya.
  • pH Medium Disolusi – Beberapa obat larut lebih cepat dalam pH rendah, sementara yang lain lebih baik dalam pH netral.
  • Kecepatan Pengadukan – Pengadukan yang terlalu cepat atau terlalu lambat bisa menyebabkan hasil yang tidak konsisten.
  • Suhu Medium – Biasanya disetel pada 37°C untuk meniru suhu tubuh manusia.

Saya pernah menghadapi kasus di mana tablet yang sama memberikan hasil berbeda hanya karena perubahan kecil dalam kecepatan pengadukan. Oleh karena itu, kalibrasi alat dan kontrol variabel sangat penting dalam uji disolusi.

4. Alat yang Digunakan dalam Uji Disolusi

Tanpa alat yang tepat, hasil uji bisa tidak valid. Beberapa alat utama yang digunakan antara lain:

  • Dissolution Tester – Alat utama untuk menguji disolusi tablet.
  • Spektrofotometer UV-Vis – Digunakan untuk menganalisis kadar zat aktif dalam sampel.
  • HPLC (High Performance Liquid Chromatography) – Metode analisis yang lebih akurat untuk menentukan kandungan zat aktif.

Kalibrasi alat ini sangat penting agar hasilnya akurat dan sesuai standar farmakope. Nah, di sinilah peran laboratorium kalibrasi seperti milik kami sangat dibutuhkan!

Baca Juga : Cara Kerja Kertas Lakmus: Eksperimen Sederhana yang Menentukan Asam dan Basa

Kesimpulan

Uji disolusi tablet bukan hanya sekadar prosedur laboratorium biasa. Ini adalah langkah krusial untuk memastikan obat bekerja seperti yang diharapkan. Dari prosedur uji hingga faktor yang mempengaruhi hasil, setiap detail harus diperhatikan dengan cermat.

Nah, kalau Kamu membutuhkan jasa kalibrasi alat laboratorium, pelatihan uji disolusi, atau konsultasi tentang metode pengujian, jangan ragu untuk menghubungi kami:

Call To Action LinkedIn Banner

Atau langsung hubungi kami di 0813-9438-9300 untuk layanan kalibrasi yang terpercaya dan berkualitas dari PT Sinergi Pro Inovasi (SPIN).

Jangan biarkan alat laboratoriummu bekerja tanpa kepastian akurasi. Hubungi kami sekarang juga dan pastikan pengujianmu sesuai standar! 🔬✨



cara kerja kertas lakmus

Apa Itu Kertas Lakmus dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Saya masih ingat pertama kali mencoba kertas lakmus di laboratorium. Waktu itu, saya mengira semua cairan terlihat sama, tetapi begitu kertas lakmus dicelupkan, warna merah dan biru langsung berubah! Seolah-olah cairan itu punya rahasia yang baru terbongkar. Jadi, bagaimana sebenarnya cara kerja kertas lakmus?

Kertas lakmus adalah indikator pH sederhana yang digunakan dalam uji asam basa. Fungsinya untuk mengidentifikasi apakah suatu larutan bersifat asam atau basa berdasarkan perubahan warna kertas lakmus. Kertas lakmus tersedia dalam dua jenis utama: lakmus merah dan lakmus biru.

  • Lakmus merah akan berubah menjadi biru jika dicelupkan ke dalam larutan basa.
  • Lakmus biru akan berubah menjadi merah jika dicelupkan ke dalam larutan asam.

Jika kertas lakmus tidak mengalami perubahan warna, berarti larutan tersebut bersifat netral.

Cara Menggunakan Kertas Lakmus

Menggunakan kertas lakmus itu sangat mudah. Kamu hanya perlu mengikuti langkah-langkah berikut:

  1. Siapkan larutan yang akan diuji.
  2. Celupkan kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru ke dalam larutan.
  3. Perhatikan perubahan warna yang terjadi.
  4. Bandingkan hasilnya:
    • Jika kertas lakmus merah tetap merah dan lakmus biru tetap biru, larutan itu netral.
    • Jika lakmus merah berubah menjadi biru, larutan itu basa.
    • Jika lakmus biru berubah menjadi merah, larutan itu asam.

Percobaan ini sering dilakukan dalam uji larutan asam basa, baik di sekolah maupun laboratorium profesional.

Kenapa Kertas Lakmus Bisa Berubah Warna?

Kertas lakmus mengandung zat pewarna alami yang peka terhadap ion hidrogen (H+) dan ion hidroksida (OH-). Saat terkena larutan asam atau basa, zat pewarna ini bereaksi dan menyebabkan perubahan warna lakmus.

  • Asam mengandung lebih banyak ion H+, yang menyebabkan lakmus biru berubah merah.
  • Basa mengandung lebih banyak ion OH-, yang menyebabkan lakmus merah berubah biru.

Ini adalah cara sederhana tetapi efektif untuk membaca kertas lakmus dan menentukan sifat suatu larutan.

Contoh Penggunaan Kertas Lakmus dalam Kehidupan Sehari-hari

Kamu mungkin berpikir, “Oke, ini keren, tapi kapan saya butuh kertas lakmus di luar laboratorium?” Ternyata, banyak sekali aplikasinya!

  • Mengukur tingkat keasaman makanan dan minuman, seperti lemon, cuka, atau soda.
  • Mengontrol kualitas air akuarium, karena ikan membutuhkan pH tertentu untuk bertahan hidup.
  • Menentukan tingkat pH tanah sebelum menanam tanaman tertentu.
  • Menguji produk kecantikan, seperti sabun dan sampo, agar sesuai dengan pH kulit.

Bahkan, dalam industri farmasi dan medis, uji lakmus digunakan untuk mengidentifikasi kandungan kimia dalam obat-obatan.

Baca Juga : AC Power Supply: Panduan Lengkap dan Cara Kerjanya

Percobaan Sederhana dengan Kertas Lakmus

Kamu bisa mencoba eksperimen kecil di rumah menggunakan bahan-bahan sehari-hari. Misalnya:

  1. Ambil air lemon, sabun cair, dan air keran.
  2. Celupkan kertas lakmus biru dan merah ke dalam masing-masing larutan.
  3. Catat hasil perubahan warna kertas lakmus.

Dari sini, Kamu bisa melihat bagaimana perubahan warna lakmus mengindikasikan tingkat keasaman atau kebasaan dari masing-masing cairan.

Butuh Jasa Kalibrasi atau Pelatihan? Hubungi Kami!

Mengetahui cara kerja kertas lakmus hanyalah langkah awal dalam memahami pengukuran kimia. Jika Kamu membutuhkan layanan kalibrasi, pelatihan, atau konsultasi untuk pengukuran yang lebih akurat, Kami siap membantu!

Call To Action LinkedIn Banner

Atau langsung hubungi kami di 0813-9438-9300 untuk layanan kalibrasi yang terpercaya dan berkualitas dari PT Sinergi Pro Inovasi (SPIN).

Jangan biarkan ketidakpastian menghambat pekerjaanmu. Hubungi kami dan pastikan semua pengukuranmu akurat!



ac power supply

Apa Itu AC Power Supply dan Mengapa Penting?

Bayangkan Kamu sedang mengisi daya laptop atau menyalakan televisi. Pernahkah Kamu bertanya-tanya bagaimana arus listrik dari stopkontak bisa digunakan untuk berbagai perangkat elektronik? Nah, di sinilah AC Power Supply berperan!

AC Power Supply adalah perangkat yang mengubah arus listrik bolak-balik (AC) menjadi arus yang sesuai untuk digunakan oleh berbagai perangkat elektronik. Dalam dunia kelistrikan, memahami bagaimana power supply bekerja sangat penting, terutama jika Kamu sering berurusan dengan peralatan elektronik atau ingin memastikan perangkatmu bekerja dengan optimal.

Bagaimana Cara Kerja AC Power Supply?

AC Power Supply bekerja dengan prinsip sederhana: mengambil listrik dari sumber AC, lalu mengubahnya sesuai kebutuhan perangkat. Secara umum, proses ini melibatkan:

  1. Transformasi Tegangan: Tegangan dari jaringan listrik biasanya tinggi, sehingga perlu diturunkan atau dinaikkan sesuai kebutuhan.
  2. Rectification (Penyearah): Mengubah arus AC menjadi DC, yang lebih stabil untuk banyak perangkat elektronik.
  3. Regulasi: Menjaga agar tegangan dan arus listrik tetap konstan, sehingga perangkat bekerja dengan aman.

Banyak perangkat menggunakan adaptor AC untuk menyesuaikan kebutuhan dayanya, termasuk laptop, speaker, hingga peralatan laboratorium kalibrasi.

Jenis-Jenis AC Power Supply

Ada berbagai jenis AC Power Supply yang umum digunakan:

1. Power Supply AC ke DC

Jenis ini mengubah arus listrik AC menjadi DC. Misalnya, adaptor laptop dan charger ponsel bekerja dengan cara ini.

2. Power Supply AC murni

Biasanya digunakan untuk perangkat yang memerlukan arus AC tanpa perubahan besar.

3. Power Supply AC/DC

Sering disebut sebagai converter, jenis ini bisa mengubah AC ke DC dan sebaliknya, sangat berguna dalam berbagai industri.

Apapun jenisnya, memahami AC/DC adalah langkah penting untuk memastikan perangkatmu bekerja dengan baik dan aman.

Baca Juga : Cara Cek Aki dengan Multitester: Panduan Praktis dan Akurat

Mengapa AC Power Supply Penting dalam Peralatan Elektronik?

Coba pikirkan: Apa yang terjadi jika Kamu menggunakan perangkat tanpa power supply yang sesuai? Bisa jadi perangkat rusak atau bahkan menimbulkan bahaya seperti korsleting! Oleh karena itu, pemilihan dan pemeliharaan power supply sangatlah krusial.

Beberapa perangkat yang menggunakan adaptor AC:

  • Laptop dan komputer
  • Televisi dan sistem audio
  • Peralatan laboratorium seperti osiloskop dan multimeter
  • Kamera CCTV dan peralatan keamanan lainnya

Salah satu contoh umum adalah adaptor AC 12 volt. DC 12 volt artinya perangkat hanya menerima daya sebesar 12V DC, sehingga menggunakan adaptor yang salah bisa menyebabkan kerusakan.

Kesimpulan

Memahami AC Power Supply bukan hanya penting bagi teknisi listrik, tetapi juga bagi siapa saja yang ingin menjaga perangkat elektroniknya tetap bekerja optimal. Dari pengertian dasar hingga jenis-jenisnya, kini Kamu tahu bagaimana perangkat ini berfungsi dalam kehidupan sehari-hari.

Namun, jika Kamu membutuhkan bantuan dalam hal kalibrasi, pelatihan, atau konsultasi terkait perangkat elektronik dan kelistrikan, Kamu bisa menghubungi kami:

Call To Action LinkedIn Banner

Atau langsung hubungi kami di 0813-9438-9300 untuk layanan kalibrasi yang terpercaya dan berkualitas dari PT Sinergi Pro Inovasi (SPIN).

Jangan ragu untuk menghubungi kami agar perangkatmu tetap akurat, aman, dan bekerja dengan performa terbaik!



cara cek aki dengan multitester

Apakah Aki Mobilmu Masih Sehat? Ini Cara Mengeceknya!

Pernahkah Kamu mengalami mobil yang mendadak mogok saat hendak berangkat kerja? Saya pernah, dan rasanya sungguh menjengkelkan! Ternyata, penyebabnya adalah aki yang melemah. Seandainya saya lebih rajin mengecek kondisi aki, mungkin kejadian ini bisa dihindari.

Salah satu cara termudah untuk mengetahui kondisi aki adalah dengan menggunakan multitester atau avometer. Tapi, bagaimana cara menggunakannya dengan benar? Tenang, saya akan membahasnya secara lengkap di artikel ini. Yuk, kita simak!

Cara Cek Aki dengan Multitester

Multitester adalah alat pengukur tegangan aki yang bisa membantu Kamu mengetahui apakah aki masih dalam kondisi baik atau perlu diganti. Menggunakan multitester tidaklah sulit, bahkan bagi Kamu yang belum pernah melakukannya sebelumnya. Berikut langkah-langkahnya:

1. Persiapkan Alat dan Pastikan Keamanan

Sebelum mulai, pastikan Kamu memiliki multitester yang berfungsi dengan baik. Selain itu, gunakan sarung tangan untuk menghindari risiko tersengat listrik atau terkena cairan elektrolit aki.

2. Atur Multitester ke Mode DC Voltage

Untuk mengukur tegangan aki, atur multitester ke mode DC Voltage (biasanya ditandai dengan simbol V dan garis lurus di atasnya). Jika aki mobil Kamu bertegangan 12V, pilih skala yang lebih tinggi dari itu, misalnya 20V.

3. Hubungkan Probe Multitester ke Terminal Aki

  • Pasang probe merah ke terminal positif (+) aki.
  • Pasang probe hitam ke terminal negatif (-) aki.
  • Pastikan koneksi tidak longgar agar hasil pengukuran akurat.

4. Baca Hasil Pengukuran

Sekarang, lihat angka yang tertera di layar multitester:

  • 12.6V atau lebih: Aki dalam kondisi baik.
  • 12.4V – 12.6V: Aki mulai melemah, mungkin butuh pengisian ulang.
  • Di bawah 12.4V: Aki perlu segera diperiksa atau diganti.

Jika tegangan turun drastis saat mesin dihidupkan, itu bisa menjadi tanda aki sudah lemah dan tidak bisa menyuplai daya dengan baik.

5. Periksa Tegangan Saat Mesin Menyala

Hidupkan mesin dan ukur kembali tegangan aki:

  • 13.8V – 14.7V: Alternator berfungsi normal dan mengisi aki dengan baik.
  • Kurang dari 13.8V: Alternator mungkin bermasalah.
  • Lebih dari 14.7V: Ada kemungkinan overcharging yang bisa merusak aki.

Baca Juga : Mengapa Power Supply Laboratorium Adalah Investasi Terbaik untuk Pengujian yang Akurat?

Kapan Harus Mengganti Aki?

Jika hasil pengukuran menunjukkan tegangan yang terlalu rendah meskipun aki sudah diisi ulang, ini saatnya mempertimbangkan penggantian aki baru. Tanda-tanda lain aki perlu diganti antara lain:

  • Mesin sulit dinyalakan.
  • Lampu mobil redup.
  • Klakson tidak berbunyi lantang.

Kesimpulan: Jangan Sampai Terjebak di Jalan!

Cek aki dengan multitester secara rutin bisa menyelamatkan Kamu dari kejadian tak terduga. Tidak butuh waktu lama, tapi manfaatnya besar. Jadi, jangan tunda lagi untuk mengecek aki mobil Kamu!

Butuh layanan kalibrasi, pelatihan, atau konsultasi yang akurat dan terpercaya? Hubungi kami sekarang:

Call To Action LinkedIn Banner

Atau langsung hubungi kami di 0813-9438-9300 untuk layanan kalibrasi yang terpercaya dan berkualitas dari PT Sinergi Pro Inovasi (SPIN).


PT SInergi Pro Inovasi

LABORATORIUM

KALIBRASI

Sampaikan kepada Kami apa yang Anda butuhkan, Kami siap melayani
0813-9438-9300

www.laboratoriumkalibrasispin.co.id

kalibrasi@spinsinergi.com